Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, plafon atau anggaran KUR untuk 2018 sebesar Rp 120 triliun atau lebih besar dari tahun ini yang sebesar Rp 106,6 triliun.
"Rencana plafon total KUR tahun 2018 menjadi sebesar Rp 120 triliun," kata Darmin di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (8/12/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun, target minimum penyaluran KUR di sektor produksi juga meningkat menjadi 50% di tahun depan, yang meliputi sektor produksi, yang meliputi sektor pertanian, perikanan, industri, konstruksi, dan jasa-jasa.
Mantan Dirjen Pajak ini berpesan agar Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi UMKM dan penyalur KUR perlu rutin duduk bersama membahas persoalan-persoalan di lapangan, terutama terkait pembayaran subsidi Imbal Jasa Penjaminan (IJP) dan subsisi bunga KUR.
"Kita perlu mengidentifikasi dengan baik persoalan-persoalan di lapangan. Mulai dari solusi agar pencairan subsidi lebih cepat, persoalan sistem, dan lain-lain. Ini penting agar permasalahan yang sama tidak berulang," jelas dia.
Diketahui, realisasi penyaluran KUR sampai dengan 30 November 2017 telah mencapai 85,6% atau Rp 91,3 triliun dari target Rp 106,6 triliun dengan tingkat kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) sebesar 0,21%.
Adapun penyalurannya, dari total sekitar 4 juta debitur, masih didominasi oleh skema KUR Mikro sebesar 70,4%, diikuti oleh skema KUR Ritel sebesar 29,3% dan KUR Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sebesar 0,3%. (zlf/zlf)











































