Dilansir dari Reuters, ia bekerja sama dengan sebuah kelompok yang berisikan mantan eksekutif TPG. Mereka akan meluncurkan mata uang virtual yang nilainya mengikuti harga minyak.
Mata uang ini dijanjikan memiliki nilai yang stabil, tidak akan seperti bitcoin yang beberapa hari terakhir bergerak sangat liar. Nantinya, mata uang ini akan diperjual belikan di bursa perdagangan khusus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan produk mata uang virtualnya, ia ingin membuat komoditas digital ini bisa lebih baik. Produknya adalah OilCoin, yakni sebuah token virtual yang didukung oleh komoditas fisik.
OilCoin disebut akan mengacu pada persyaratan dan peraturan yang berlaku di AS. Mata uang virtual ini nantinya bisa digunakan untuk membeli minyak dan produk terkait minyak. Ini bertujuan, untuk menjaga harga setiap perdagangan OilCoin agar mendekati harga minyak mentah.
Chilton menilai, para investor membutuhkan cara baru untuk 'bermain' di pasar minyak yang sangat mudah menguap. OilCoin disebut akan menawarkan keuntungan dari segi pajak. Investor hanya harus membayar pajak pertambahan nilai saat mereka menjual, hal ini berbeda dengan pajak tahunan pada instrumen investasi lainnya.
Selain itu, OilCoin juga dinilai akan lebih stabil dibandingkan mata uang kripto lainnya. Ini karena dia didukung oleh aset dan bukan kepercayaan secara digital. Tak seperti bitcoin yang naik sekitar US$ 6.000 dalam satu minggu. Namun belum memiliki kejelasan di pasar.
Kabar terkait mata uang virtual baru tersebut muncul beberapa hari setelah Presiden Venezuela Nicolas Maduro yang mengatakan bahwa negara yang ekonominya menggeliat akan meluncurkan mata yang didukung oleh harga minyak. (hns/hns)