Apa alasannya?
"Kebijakan tersebut konsisten dengan upaya menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta turut mendukung pemulihan ekonomi domestik dengan tetap mempertimbangkan dinamika perekonomian global maupun domestik," ungkap Asisten Gubernur BI Dody Budi Waluyo di Kantor Pusat BI, Kamis (14/12/2017).
Posisi 4,25% kata Dody juga masih mampu untuk mendorong pemulihan ekonomi domestik di tengah stabilitas makroekonomi yang semakin baik. Dalam kurun waktu setahun terakhir, BI telah berulang kali menurunkan suku bunga acuan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bank Indonesia akan mengoptimalkan bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk menjaga keseimbangan antara stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan dengan proses pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung," jelasnya.
Koordinasi dengan pemerintah, menurut Dody akan terus diperkuat untuk menciptakan stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
"Bank Indonesia memandang bahwa di tengah berlangsungnya perbaikan ekonomi global dan terjaganya stabilitas perekonomian domestik terbuka peluang untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi domestik yang lebih kuat dan berkelanjutan melalui penguatan pelaksanaan reformasi struktural," terang Dody.
Terkait dengan kenaikan suku bunga acuan AS sebesar 25 bps, Dody mengaku sudah sesuai dengan proyeksi BI. Sehingga perkiraan BI terhadap kondisi perekonomian ke depan tidak ada perubahan.
"Ke depan, pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan akan tetap tinggi disertai dengan harga komoditas dan volume perdagangan yang tetap kuat. Namun demikian, sejumlah risiko terhadap perekonomian global tetap perlu diwaspadai, antara lain normalisasi kebijakan moneter di beberapa negara maju dan faktor geopolitik," pungkasnya. (mkj/dna)