Asisten Gubernur BI Dody Budi Waluyo menjelaskan nilai tukar rupiah bergerak stabil hingga September dan melemah pada bulan Oktober dipengaruhi faktor eksternal.
"Pelemahan Rupiah tersebut sejalan dengan pelemahan nilai tukar hampir seluruh mata uang dunia terhadap dolar AS seiring normalisasi kebijakan moneter, meningkatnya ekspektasi kenaikan suku bunga, dan rencana reformasi pajak di AS," kata Dody dalam konferensi pers di Gedung BI, Jakarta, Kamis (14/12/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ke depan, Bank Indonesia tetap melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar sesuai nilai fundamentalnya dengan tetap menjaga bekerjanya mekanisme pasar," ujarnya.
Dody menjelaskan, untuk tahun 2018 nilai tukar rupiah akan tetap dijaga oleh BI sesuai dengan fundamentalnya. Hal ini karena penetapan nilai rupiah sesuai dengan mekanisme pasar. Sehingga BI tidak dapat menetapkan nilai dalam satu level tertentu.
Dia menjelaskan, salah satu indikator yang menentukan nilai tukar rupiah adalah defisit transaksi berjalan yang masih dalam level sehat yakni di bawah 2%, ini mencerminkan tidak ada tekanan yang signifikan. Kemudian, angka inflasi yang rendah dan cenderung stabil lalu ekonomi yang pertumbuhannya diproyeksikan lebih tinggi 5,1% - 5,5%.
"Arah Rupiah sendiri cukup strong dan stabil sesuai dengan fundamentalnya," ujarnya.
(mkj/mkj)