Menanggapi hal tersebut wakil direktur utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Herry Sidharta mengatakan makin rendahnya suku bunga menjadi tantangan untuk perbankan di Indonesia.
"Untuk tahun depan tantangan yang dihadapi perbankan Indonesia antara lain tren penurunan suku bunga dan tantangan dari fintech," kata Herry saat dihubungi detikFinance, kamis (28/12/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari peningkatan layanan tersebut, diharapkan pendapatan yang berasal dari Fee Based Income meningkat untuk mengkompensasi persaingan suku bunga," ujar Herry.
Sekedar informasi suku bunga acuan terus mengalami penurunan sejak awal tahun 2017. Terakhir suku bunga acuan BI tercatat 4,25%. Rendahnya suku bunga ini turut mengerek penurunan suku bunga simpanan di perbankan yang akhirnya mempengaruhi suku bunga kredit perbankan.
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Suprajarto menjelaskan tahun depan memang masih banyak tantangan untuk perbankan. Mulai dari sumber daya manusia (SDM) dan memasuki era digital di mana bank akan bersaing dengan fintech.
"Perbankan sudah memasuki dunia digital banking untuk mengimbangi maraknya perusahaan fintech pada 2018," kata Suprajarto.
Untuk survive di era digital saat ini BRI terus meningkatkan kualitas electronic channel mulai dari mobile banking hingga internet banking. BRI juga telah memiliki BRIsat, satelit agar layanan BRI bisa dijangkau ke seluruh wilayah di Indonesia.
Saat ini jumlah fintech yang terkait dengan industri keuangan memang cukup banyak. Seperti layanan peer to peer lending yang menyediakan pengajuan kredit secara online melalui aplikasi hingga website.
P2P menyediakan layanan peminjaman uang untuk usaha kecil, pinjaman uang muka perumahan hingga kredit konsumsi seperti kredit gadget.
Baca juga: Bank Mandiri Gandeng KKP |