Mantan Bos Semen Bosowa Jadi Dirut Bank Bukopin

Mantan Bos Semen Bosowa Jadi Dirut Bank Bukopin

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 10 Jan 2018 12:50 WIB
Foto: Sylke Febrina Laucereno/detikFinance
Jakarta - Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) memutuskan untuk mengangkat Eko Rachmansyah Gindo sebagai Direktur Utama perseroan. Eko menggantikan Glen Glenardi yang telah menjabat sebagai Dirut Bank Bukopin selama 13 tahun.

"RUPSLB memutuskan pergantian pengurus karena ada pengunduran diri pak Glen selaku Dirut, dan penggantinya saya, kemudian ada tambahan direktur baru, pak Rivan Purwantono," kata Eko usai RUPSLB, di kantor pusat Bank Bukopin, Jakarta, Rabu (10/1/2018).

Eko sebelumnya pernah menjabat sebagai Direktur Keuangan dan Perencanaan Bank Bukopin, Direktur Utama Bank Victoria Internasional, Komisaris Utama Bank Victoria Internasional, Direktur Utama Semen Bosowa Indonesia dan Dewan Komisaris Bank Victoria Syariah. Pria berusia 47 tahun ini merupakan sarjana teknik Institut Teknologi Bandung (ITB).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu direksi baru adalah Rivan Achmad Purwantono yang sebelumnya menjabat sebagai General Manager Bisnis Konsumer Bank Bukopin, General Manager Pengembangan Bisnis, Kepala Divisi Dana Komersial, Kepala Divisi Manajemen Pemasaran, Kepala Divisi Manajemen Penjualan konsumer.

Dengan kepengurusan baru, Eko mengharapkan Bukopin bisa mengembangkan bisnis dan memperbaiki kinerja perseroan di tahun 2018 ini. Dia menjelaskan, tahun lalu perseroan mencatatkan pertumbuhan kredit yang tidak terlalu besar yakni 5%.

"Tahun ini kami targetkan 5-7% dan kami juga akan fokus memperbaiki kualitas kredit, aset hingga sumber dana. Karena Bukopin adalah bank yang pemegang sahamnya beragam, kami akan diversifikasi pertumbuhan dengan membidik pasar yang memiliki biaya modal lebih rendah," ujarnya.

Strateginya adalah dengan berkolaborasi dengan anak usaha. Untuk mendorong kredit ritel dan konsumer, perseroan akan memanfaatkan Bukopin Finance untuk join penyaluran pembiayaan.

"Untuk pinjaman di bawah Rp 1 miliar kan capital charge nya 75%, ini bisa menjadi keuntungan juga bagi bank bukopin (jika join financing) agar bisa tetap tumbuh," imbuh dia.


Untuk meningkatkan permodalan, Bukopin berencana untuk menerbitkan rights issue atau subdebt sekitar 30% dari total saham baru. Saat ini jumlah saham yang ada sekitar 9 miliar lembar. "Misalnya 30% ya sekitar 2,7 miliar lembar saham. Diharapkan dengan kombinasi right issue dan subdebt ini bisa ditargetkan dana yang didapatkan Rp 2 triliun untuk permodalan," ujarnya.

Tahun ini Bukopin juga akan menambahkan modal ke anak usaha, untuk Bukopin Finance Rp 50 miliar dan Bank Syariah Bukopin (BSB) Rp 100 miliar.

Sekedar informasi 30% saham Bank Bukopin telah dikuasai oleh Bosowa Corporindo atau perusahaan milik pengusaha Aksa Mahmud, ini artinya Bosowa adalah pemegang saham pengendali perseroan. Komposisi kepemilikan saham Bank Bukopin adalah 30% dikuasai Bosowa, 18,09% dikuasai Kopelindo, 11,43% dikuasai negara, dan 40,48% oleh publik. (ang/ang)

Hide Ads