Misalnya asuransi usaha tani padi (AUTP). Targetnya 1 juta hektare sawah dilindungi oleh asuransi tersebut. Namun realisasinya hanya 997.960 hektare sawah dari total 1.639.330 petani yang ikut asuransi.
Asuransi usaha ternak sapi (AUTS) juga mengalami hal serupa. Bahkan antara target dan realisasi, selisihnya lebih tinggi dibandingkan yang dialami AUTP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi dari 2 jenis asuransi tadi, menurut saya, dengan situasi dan kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih, sebetulnya dari target itu tidak meleset jauh-jauh amat," kata Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) II OJK Moch Ichsanuddin dalam diskusi di Kantor OJK, Jakarta, Jumat (12/1/2018).
Menurutnya, realisasi masing-masing program asuransi tersebut sudah cukup baik. Apalagi asuransi yang menyasar petani dan sejenisnya terbilang tidak mudah. Hal itu dipengaruhi pemahaman mereka yang mengira mengklaim asuransi itu sulit.
"Skim dari asuransi yang model ini, nilai asuransi all-risk. Kalau kerusakannya tidak lebih dari 50%, maka tidak bisa diklaim, sehingga, 'wah ternyata asuransi programnya susah diklaim,' Padahal di term and condition, sudah disebut seperti itu. Karena mereka tidak paham penuh," pungkasnya. (eds/eds)











































