BI Prediksi Jabar Inflasi 4,02% Tahun Ini

BI Prediksi Jabar Inflasi 4,02% Tahun Ini

Sudirman Wamad - detikFinance
Kamis, 25 Jan 2018 15:40 WIB
Ilustrasi Foto: Charolin Pebrianti
Cirebon - Bank Indonesia (BI) Jawa Barat memprediksi inflasi di Jawa Barat tahun ini 4,02%. Kepala Perwakilan BI Jawa Barat Wiwiek Sisto Widayat mengatakan tren inflasi tersebut sudah mulai terasa di awal tahun ini.

Pada tahun 2017 lalu, kata Wiwiek, inflasi di Jawa Barat mencapai 3,63%.

"Tren sekarang memang naik. Tahun lalu inflasinya 3,63%. Kemungkinan tahun ini mencapai 3,93% sampai 4,02%. Itu juga belum menghitung jika ada kenaikan harga BBM," ucap Wiwiek usai menjadi pembicara dalam acara Capacity Building Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jawa Barat di salah satu hotel, Jalan Kartini Kota Cirebon, Kamis (25/1/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wiwiek mengatakan komoditas beras menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi terbesar di Jawa Barat. Selama lima tahun terakhir, menurutnya, komoditas beras tak pernah absen menjadi penyumbang inflasi.

"Kalau kita lihat secara umum, beras selalu menjadi penyumbang inflasi, utamanya pada bulan Januari, Februari, dan Maret," katanya.

Pada Januari ini pihaknya telah melakukan survei produk harian inflasi. Hasilnya, dikatakan Wiwiek, hingga pekan ketiga di bulan Januari ini inflasi di Jawa Barat mencapai 0,48%.

"Salah satunya penyumbang terbesarnya beras, inflasinya mencapai 0,05 sampai 0,08%. Telebih lagi, harga beras sekarang melebihi HET," ujarnya.

Selain beras, dikatakan Wiwiek, komoditas penyumbang inflasi di Jawa Barat di antaranya daging sapi, telur ayam, daging ayam, bawang merah, dan cabai. Wiwiek juga mengatakan kenaikan harga BBM menjadi penyumbang inflasi.

"Kita juga memperhitungkan harga BBM. Karena harga BBM penentu inflasi," ucapnya.

Untuk mengendalikan angka inflasi tersebut, diakui Wiwiek, pihaknya telah berkordinasi dengan Satgas Pangan, Pemerintah Jawa Barat, dan Ditjen Tanaman Pangan Kementrian Pertanian.

"Ada dua hal yang kita sepakati, pertama soal bazar kebutuhan pokok dan kedua soal operasi pasar. Ini akan dilakukan terus," tutupnya.

Di tempat yang sama, Anggota DPR RI Komisi XI Kardaya Warnika mengatakan inflasi memiliki dampak bagi kesejahteraan rakyat. Menurutnya kenaikan harga menjadi paradoks bagi masyarakat.

"Ada masyarakat yang kesulitan kalau harga naik. Tetapi, ada juga masyarakat yang diuntungkan. Maka dari itu, inflasi penting dan itu berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat," ucap Kardaya usai memberikan sambutan dalam acara yang digelar BI itu.

Kardaya menyesalkan angka inflasi di Jawa Barat yang mencapai 3,63%. Sebagai provinsi yang memiliki jumlah penduduk terbanyak dan penyangga ibu kota, sambung Kardaya, inflasi di Jawa Barat memiliki dampak nasional.

"Inflasi nasional itu mencapai 3,61%, Jawa Barat inflasinya lebih tinggi dari nasional. Padahal, Jawa Barat memiliki infrastruktur yang bagus dari daerah lain. Kami meminta agar TPID ini bersinergi, harus dipikirkan secara keseluruhan," tutupnya.

(ang/ang)

Hide Ads