Lantas, apakah penyebab menurunnya jumlah kartu kredit tersebut karena daya beli masyarakat yang melesu?
General Manager Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) Steve Marta, mengungkapkan memang ada penurunan jumlah pada kartu kredit yang beredar di Indonesia. Hal ini terjadi di tengah perlambatan ekonomi tahun lalu. Namun bukan karena daya beli masyarakat yang melesu tahun lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada bersih-bersih yang dilakukan bank. Jadi kartu yang tidak aktif digunakan nasabah ditutup dan dihapus dari pembukuan," kata Steve saat dihubungi detikFinance, Jumat (26/1/2018).
Dia menjelaskan aktifitas bersih-bersih itu terjadi sekitar April dan Mei 2017. Ini menyebabkan saat itu tak ada pertumbuhan pada jumlah kartu kredit yang beredar di industri.
"April dan Mei 2017 itu sempat ada pembersihan sekitar 500 ribuan kartu, dilakukan oleh 2 sampai 3 bank besar. Sempat negatif tumbuhnya, karena memang bank melakukan sekaligus," ujar Steve.
Dia mengungkapkan, biasanya bersih-bersih ini dilakukan setiap bulan secara berkala. Agar tidak ada pertumbuhan yang minus.
Tahun 2018 ini, Steve mengaku optimis dengan pertumbuhan kartu kredit di Indonesia. Namun industri kartu kredit masih berkonsolidasi untuk menentukan target pertumbuhan kartu. (eds/eds)