Lalu bagaimana nasib agen asuransi dengan adanya "pemasar digital" ini?
Baca juga: Asuransi Mulai Masuk HP |
Pengamat asuransi Irvan Rahardjo menjelaskan saat ini agen merupakan kanal distribusi utama bagi pemasaran produk asuransi jiwa, yakni sekitar 60%. Kanal distribusi lain adalah perbankan melalui bancassurance.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jadi, agen atau tenaga pemasar asuransi saat ini masih dibutuhkan oleh perusahaan. Meskipun sudah banyak jalur distribusi yang baru.
Sebelumnya, ketua Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim menjelaskan, teknologi digital tidak akan mempengaruhi jumlah pegawai. Karena industri asuransi masih membutuhkan agen untuk mendapatkan nasabah atau pembeli polis.
"Kalau industri keuangan lain kan akan terpengaruh teknologi. Kalau asuransi kan masih membutuhkan hubungan emosional dalam perekrutan nasabah. Tidak cukup hanya dengan teknologi. Jadi kami yakin agen tidak akan tergerus digital," ujar dia.
Hendrisman meyakini jika teknologi akan mendorong perusahaan asuransi lebih dekat dengan nasabah. Pasalnya, semakin banyak channel untuk mengetahui akses dan mempermudah mendapatkan asuransi. (dna/dna)