Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, pertumbuhan laba bersih yang signifikan di tahun lalu disebabkan adanya penurunan biaya pencadangan yang cukup signifikan dari Rp24,6 triliun di 2016 menjadi Rp16 triliun.
"Pertumbuhan laba drastis di 2017 karena ada penurunan dari pencadangan yang cukup besar. Jadi pertumbuhan laba di 2018 tidak akan sedrastis 2018," tuturnya di Plaza Mandiri, Jakarta, Selasa (6/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Upaya penurunan NPL juga akan terus dilakukan pada tahun ini. Hal itu membuat perseroan menahan diri untuk melakukan eskpansi secata anorganik atau akuisisi.
"Kita diminta untuk slowdown dulu anorganik. Kita fokus turunkan NPL 3%, nanti baru kita pertimbangkan lagi kalau NPK di bawah 2,5%," tuturnya.
Tak hanya itu, perseroan juga berniat untuk membawa anak usahanya PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dan PT Mandiri Tunas Finance (MTF) untuk melantai di pasar modal di tahun depan. Seluruh rencana aksi korporasi akan ditahan tahun ini.
"2019 coporate action-nya. 2018 masih tahun penyelesaian NPL," tegasnya. (dna/dna)











































