Dari informasi yang disebutkan, peretas menggunakan fasilitas pesan sistem pembayaran internasional SWIFT.
Mengutip Reuters, Bank Sentral Rusia menjelaskan pencurian ini merupakan tindakan yang paling sukses dibandingkan tindakan yang sudah ada sebelumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun pihak bank sentral menolak mempublikasikan rincian bank yang diretas tersebut.
Sementara itu, juru bicara SWIFT belum bisa berkomentar mengenai kasus tersebut. "Saat kasus tersebut mencuat, kami juga menawarkan bantuan kepada korban," kata juru bicara SWIFT, Natasha de Teran.
Natasha menjelaskan, SWIFT memiliki keamanan yang ketat. Perusahaan yang berbasis di Brussels ini mengakui peretas makin hari memiliki teknik yang lebih canggih.
Sebelumnya pada Desember tahun lalu, ada peretas yang mencoba untuk mencuri 55 juta rubel dari sebuah bank di Rusia dan lagi-lagi menggunakan sistem SWIFT. Selain itu, pada Februari 2016 terjadi pencurian di Bangladesh, hacker tersebut berhasil mencuri US$ 81 juta dari sebuah bank di sana. (hns/hns)