Setelah sempat lama menutup informasi tentang nama-nama para calon orang nomor satu di Bank Indonesia (BI). Akhirnya hanya ada satu calon yang diusulkan melalui surat dari pemerintah kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Surat itu juga bersifat rahasia, sehingga hanya Pimpinan DPR saja yang mengetahui siapa calon yang diajukan oleh Presiden Jokowi terkait kursi panas Gubernur Bank Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari empat nama tersebut, Jokowi memilih satu nama saja yang dicantumkan serta diajukan kepada DPR melalui surat yang sifatnya rahasia itu, yaitu Perry Warjiyo.
Berikut cerita selengkapnya:
Agus Marto Pensiun
Foto: Lamhot Aritonang
|
Meski menjalan tugas sebagai orang nomor satu di Bank Indonesia hanya menyisakan waktu bulanan. Agus berjanji akan tetap fokus menyelesaikan tugasnya dengan baik.
Dengan pensiunnya Agus, maka pucuk kepemimpinan Bank Indonesia pun akan berubah. Dia meyakini dalam masa transisi nanti, seluruh kebijakan akan terus berjalan kesinambungan dengan tugas bank senteral menjaga stabilitas sistem keuangan dan makro ekonomi Indonesia.
"Saya tentu fokus menyelesaikan tugas saya dengan baik, transisinya akan dijalankan dengan baik dengan tetap menjaga stabilitas sistem keuangan, stabilitas makro ekonomi dan seluruh bauran kebijakan BI akan tetap konsisten dari yang lalu sampai ke depan," kata Agus.
Agus Marto ditunjuk secara resmi sebagai Gubernur Bank Indonesia pada Mei 2013. Dia dilantik setelah sebelumnya menjabat Menteri Keuangan. Agus Marto menggantikan Darmin Nasution yang kini menjabat sebagai Menko Perekonomian Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).
Jokowi Kirim Nama Calon Gubernur BI ke DPR
Foto: Lamhot aritonang
|
Surat yang disampaikan pada 23 Februari 2018 ini bersifat rahasia. Sehingga hanya Pimpina DPR saja yang mengetahui siapa saja calon yang dipilih Jokowi untuk menduduki singgasana kursi panas Bank Indonesia.
Apalagi, jauh sebelum menyerahkan surat ke DPR, calon Gubernur Bank Indonesia ini dikaitkan dengan empat nama, yakni Agus Martowardojo, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo, dan Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri.
Surat rahasia tersebut dikirimkan oleh Sekretariat Negara (Setneg). Surat yang sudah masuk pun akan dibacakan di Rapat Paripurna DPR, lalu dibahas di Badan Musyawarah (Bamus) untuk ditugaskan ke Komisi XI untuk melakukan uji kelayakan.
Perry Warjiyo Calon Tunggal Gubernur Bank Indonesia
Foto: Perry Warjiyo (Foto: Ari Saputra/detikcom)
|
Jokowi mengaku mengirimkan nama Perry ke DPR untuk selanjutnya dilakukan uji kelayakan alias fit and proper test.
Calon tunggal untuk Gubernur Bank Indonesia periode 2018 sampai 2023 yang diajukan Jokowi juga mengeliminasi nama-nama yang sebelumnya santer dikaitkan, yaitu Agus Martowardojo, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, dan Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri.
Oran nomor satu di Indonesia ini membeberkan alasan mencalonkan Perry Warjiyo sebagai penerus tongkat estafet dari Agus Martowardojo. Menurut Jokowi, Perry merupakan Deputi Gubernur BI paling senior dan menguasai moneter.
"Kita tahu dari sisi pengalaman, rekam jejak, semua dilihat, prestasi, penguasaan lapangannya. Saya kira beliau adalah deputi paling senior, sudah mengerti lah mengenai moneter, inflasi, mengenai kebijakan-kebijakan di BI, bank senteral kita," kata Jokowi.
"Saya kira penguasaan Pak Perry Warjiyo tidak perlu diragukan," tambah Jokowi.
Penilaian Sri Mulyani
Foto: Dok. Kemenkeu.
|
Hubungan yang dijalin Perry saat menjabat sebagai Deputi Gubernur dengan Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga berjalan baik.
"Pak Perry adalah sosok dari Bank Indonesia, dia di deputi gubernur selama satu term dan dia pernah juga jadi executive director di IMF. Artinya sudah ada kesempatan dan pengalaman yang bisa tingkatkan peranan gubernur Bank Indonesia yang diperlukan," kata Sri Mulyani usai acara High Level Conference Annual Meeting 2018 di Jakarta, Selasa (27/2/2018).
Ungkapan Pertama Perry Soal Gubernur Bank Indonesia
Foto: Rengga Sancaya
|
Ketika dikonfirmasi, dia malah tidak menjawab pertanyaan melainkan balik bertanya kepada awak media yang belum mengucapkan selamat terkait hari ulang tahunnya.
"Kok nggak ngucapin selamat ulang tahun dulu?," kata Perry sambil menutup pintu mobil di Jakarta, Selasa (27/2/2018).
Perry Warjiyo lahir di Sukoharjo pada tanggal 25 Februari 1959. Sebelum ditetapkan sebagai Deputi Gubernur, Perry Warjiyo menjabat sebagai Asisten Gubernur untuk perumusan kebijakan moneter, makroprudensial dan internasional di Bank Indonesia. Jabatan tersebut diemban setelah menjadi Direktur Eksekutif Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter, Bank Indonesia.
Sebelum kembali ke Bank Indonesia pada 2009, Perry Warjiyo menduduki posisi penting selama dua tahun sebagai Direktur Eksekutif di International Monetary Fund, mewakili 13 negara anggota yang tergabung dalam South-East Asia Voting Group.
Perry Warjiyo mempunyai karir yang panjang dan cemerlang di Bank Indonesia sejak tahun 1984, khususnya di area riset ekonomi dan kebijakan moneter, isu-isu internasional, transformasi organisasi dan strategi kebijakan moneter, pendidikan dan riset kebanksentralan, pengelolaan devisa dan utang luar negeri, serta kepala Biro Gubernur.
Halaman 2 dari 6