Direktur Utama BRI, Suprajarto mengatakan, dengan suku bunga acuan yang masih terjaga maka pihaknya masih memiliki peluang untuk menurunkan suku bunga kreditnya. Meskipun dirinya belum bisa memastikan akan turunkan suku bunga kredit hingga di bawah 10%.
"Karena kami upaya suku bunga pinjaman kita bisa lebih turunkan lagi sesuai dicanangkan pemerintah KUR 7%. Nah untuk komersil kami juga upaya turunkan walaupun single digit perlu effort lebih lagi, tapi BRI akan berupaya," tuturnya di Gedung BRI, Jakarta, Kamis (22/3/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: BI Tetap Tahan Suku Bunga Acuan di 4,25% |
Menurut Suprajarto penurunan BI 7 days repo rate juga akan berdampak pada penurunan suku bunga simpanan. Pihaknya akan mempertimbangkan untuk merevisi bunga simpanan.
Hal itu agar ada ruang pula untuk menurunkan suku bunga pinjaman. Namun Suprajarto berharap agar institusi pemerintahan yang menempatkan dananya tidak meminta bunga yang tinggi.
"Karena BI tak naikkan suku bunga, harapannya kita pelan-pelan meninjau kembali. Tapi kami harap institusi pemerintah tidak minta bunga tinggi karena kalau dana-dana institusi masih tinggi ya agak repot kita," tuturnya.
Baca juga: Disebut Sandi Ikut OK OCE, Ini Jawaban BRI |
Sebelumnya diberitakan, Bank Indonesia (BI) lagi-lagi menahan suku bunga acuan. BI 7 Days Reverse Repo Rate masih tetap di level 4,25% dan berlaku efektif pada 23 Maret 2018.
"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia 14-15 Februari 2018 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-days repo rate pada 4,25%," ungkap Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman Kantor BI, Jakarta Pusat, Kamis (22/5/2018).
Sementara itu, untuk suku bunga deposit facility juga tetap di angka 3,5% dan suku bunga lending facility tetap 5%. (dna/dna)











































