Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo menjelaskan salah satu penopang laba BRI tersebut adalah penyaluran kredit yang tumbuh dua digit di atas rata-rata industri perbankan nasional. Dia menyebutkan, pada kuartal I secara konsolidasi BRI telah menyalurkan kredit sebesar RP 757,68 triliun atau naik 11,2% dibandingkan periode kuartal I 2017 Rp 681,27 triliun.
"Pencapaian tersebut di atas tingkat pertumbuhan kredit perbankan nasional pada Maret 2018 yang tercatat 8,5%," ujar dia dalam konferensi pers di Gedung BRI, Jakarta, Kamis (3/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Haru menjelaskan BRI mampu meningkatkan portofolio pembiayaan ke segmen usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi senilai Rp 584,7 triliun atau 77,2% dari keseluruhan portofolio kredit BRI.
Untuk penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) oleh BRI senilai Rp 22,3 triliun kepada lebih dari 1,1 juta debitur sepanjang kuartal I 2018. Pencapaian ini tercatat 28,1% dar target penyaluran KUR yang di-breakdown oleh Pemerintah kepada BRI tahun 2018 yakni sebesar Rp 79,7 triliun.
Rasio kredit bermasalah atau NPL BRI tercatat 2,46% secara kotor. Kemudian untuk NPL Coverage tercatat 174,81% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya 172,38%.
Dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 12,7% ke posisi Rp 827,1 triliun dari periode kuartal yang sama tahun sebelumnya Rp 734 triliun. Tingkat pertumbuhan tersebut jauh di atas pertumbuhan DPK perbankan nasional sebesar 7,7%. Dana murah tercatat 55,87% di kuartal I 2018. (dna/dna)











































