Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah menjelaskan hal ini karena mulai naiknya bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS). Karena itu akan berdampak ke suku bunga acuan di Indonesia.
"Saya rasa perkembangan suku bunga kita kemungkinannya naik. Karena suku bunga di AS itu naik. Jadi kita di Indonesia sebagai negara yang perekonomiannya terbuka, kenaikkan bunga AS tak bisa dihindari," kata Halim di kediamannya, Jakarta, Sabtu (16/6/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini adalah suatu keseimbangan, tapi begitu AS menaikkan bunga berarti faktor tersebut ada perubahan. Karena itu BI membuat perhitungan baru bagaimana bisa mempertahankan keseimbangan ini," jelas dia.
Menurut dia, Indonesia memiliki kesempatan untuk tumbuh lebih baik karena pertumbuhan ekonomi dunia juga membaik. Indonesia berpotensi memperbaiki kinerja ekspor.
"Nah prediksinya pertumbuhan ekonomi dunia membaik, karena ekonomi AS, Jepang, China, Eropa semuanya membaik. Kalau mereka membaik kita sebagai negara yang mengekspor juga akan mendapat manfaat," ujar dia.
Namun sayang, di tengah pertumbuhan ekonomi ini, AS lebih dulu mengalami recovery. Kemudian negara adidaya tersebut khawatir terhadap inflasi, hal ini yang menyebabkan kenaikan suku bunga.
"Begitu The Fed naikkan bunga, faktor yang berada di balik keseimbangan itu berubah. Antara lain direspons oleh BI untuk menaikkan bunga acuannya. Kalau ini terjadi dan ditambah kegiatan ekonomi yang diharapkan lebih baik," imbuh dia.