Banyak Orang Nunggak Cicilan Setelah Lebaran

Banyak Orang Nunggak Cicilan Setelah Lebaran

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 05 Jul 2018 10:42 WIB
Banyak Orang Nunggak Cicilan Setelah Lebaran
Foto: Muhammad Ridho
Jakarta - Setelah Lebaran, biasanya banyak nasabah multifinance yang menunggak cicilan. Ini bisa terjadi karena nasabah tak sengaja menggunakan uang cicilannya untuk kebutuhan lain atau memang sengaja menunda pembayaran karena terlalu banyak kebutuhan.

Ini terjadi terus menerus dan sudah menjadi pola musiman setiap tahunnya. Sejumlah perusahaan multifinance pun mengaku sudah memiliki sejumlah strategi untuk mengurangi risiko meningkatnya rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) ini.

Berikut ulasan lengkapnya:

Terjadi Tiap Tahun

Foto: Muhammad Ridho
Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim mengungkapkan usai Lebaran rasio kredit bermasalah memang lebih tinggi dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

"NPF kami setelah lebaran memang lebih tinggi. Memang seperti itu siklusnya," kata Roni saat dihubungi, Rabu (4/7/2018).

Selain itu, hal tersebut juga terjadi karena lebih banyak hari libur pada periode Lebaran. Ini turut mempengaruhi, karena tak ada penagihan dan orang cenderung menggunakan uangnya untuk berlibur atau keperluan lain.

Kemudian untuk multifinance kendaraan roda dua Wahana Ottomitra Multifinance (WOM) juga menyampaikan hal yang sama kredit bermasalah selalu ada setelah lebaran.

"Namun sebenarnya bukan lebaran yang bermasalah. Memang polanya saja seperti itu," imbuh dia.

Deputi Komisioner Industri Keuangan Non Bank (IKNB) II Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muhammad Ichsanuddin membenarkan peningkatan rasio NPF pada multifinance.

"Jelang lebaran memang biasanya NPF naik, tapi kreditnya secara nominal juga akan meningkat," kata Ichsanuddin.

Dia menambahkan, peningkatan NPF biasanya terjadi karena adanya perubahan pola penggunaan uang. "Mungkin kalau mau Lebaran orang yang mau angsur cicilan itu uangnya dipakai untuk ongkos mudik dulu lah ya, daripada nggak pulang," ujarnya.

Setelah Lebaran, biasanya rasio tersebut akan kembali normal. Pasalnya debitur sudah mulai kembali mengangsur cicilan. Icshan menjelaskan hal ini merupakan siklus normal yang memang terjadi setiap tahunnya.

Uang Digunakan Untuk yang Lain

Foto: Rachman Haryanto
Direktur Utama Wahana Ottomitra Multiartha (WOM) Djaja Sutandar menjelaskan menjelang lebaran biasanya permintaan kredit memang tinggi. Nah inilah yang menyebabkan masalah tingginya NPF.

"Bukan lebarannya yang masalah. Namun adanya permintaan yang besar menyebabkan perusahaan pembiayaan lengah. Sehingga masuklah portofolio yang bermasalah yang kemudian akan menjadi NPF," kata Djaja saat dihubungi detikFinance, Rabu (4/7/2018).

Djaja menambahkan, kredit bermasalah ini akan kembali normal dengan sendirinya. Pola seperti ini sudah dialami oleh perusahaan pembiayaan setiap tahun. Namun untuk menekan rasio kredit bermasalah ini, perusahaan multifinance harus agresif dalam melakukan penagihan dan mengingatkan nasabah untuk membayar tagihan.

Biasanya perusahaan menggunakan sarana telepon, pesan singkat hingga email untuk mengingatkan nasabah agar membayar cicilan.

Direktur utama BCA Finance Roni Haslim menjelaskan, peningkatan rasio kredit bermasalah di multifinance terjadi karena liburan panjang. "Masyarakat mungkin menggunakan uangnya untuk kebutuhan lain untuk lebaran. Tapi tak lama akan kembali ke jalur normal," ujar dia.

Roni menjelaskan, untuk meminimalisir peningkatan kredit bermasalah. BCA Finance melakukan seleksi yang lebih ketat terhadap calon nasabah yang ingin mengajukan kredit. Menurut dia risiko-risiko harus dianalisa lebih panjang agar penyaluran kredit bisa berkualitas baik.

Dia menambahkan, setelah lebaran biasanya debitur atau nasabah sudah mulai kembali membayar cicilan. Selain itu multifinance juga gencar melakukan penagihan atau sekedar mengingatkan nasabah untuk pembayaran. Menurut dia, saat ini sudah banyak channel pembayaran tagihan yang bisa mempermudah nasabah dalam membayar cicilan.

Kembali Normal Dalam 2-3 Bulan

Foto: Tim Infografis: Nadia Permatasari
Deputi Komisioner IKNB OJK Muhammad Ihsanudin mengatakan berdasarkan pengalaman selama ini dari data statistik OJK setiap habis lebaran memang ada kenaikan NPF.

"Umumnya tiap habis lebaran itu ada kecenderungan NPF naik, tapi sifatnya musiman," kata Ihsan saat dihubungi detikFinance, Rabu (4/7/2018).

Ihsan menjelaskan kondisi tersebut akan kembali normal dalam waktu 2-3 bulan.

Dia menambahkan, peningkatan NPF biasanya terjadi karena adanya perubahan pola penggunaan uang. "Mungkin kalau mau Lebaran orang yang mau angsur cicilan itu uangnya dipakai untuk ongkos mudik dulu lah ya, daripada nggak pulang," ujarnya.

Hingga Maret 2018 dia menjelaskan industri perusahaan pembiayaan baik dari sisi aset maupun profitabilitas memiliki pertumbuhan yang baik. Untuk aset pertumbuhannya mencapai Rp 34,4 triliun. Kemudian piutang pembiayaan mengalami peningkatan 6,08% secara nominal Rp 24.2 triliun. Outstanding penyaluran pembiayaan per akhir Maret tercatat Rp 419,2 triliun.

Dia menambahkan, sumber pendanaan mayoritas berasal dari pinjaman baik dalam maupun luar negeri. Dari dalam negeri bisa dari penerbitan surat utang atau obligasi atau menerbitkan medium term notes (MTN).

Untuk pinjaman dari dalam negeri komposisinya sebesar Rp 179,8 triliun masih mendominasi 52,5%, kemudian untuk pinjaman luar negeri Rp 91,2 triliun dengan persentase 27% dan untuk penerbitan surat berharga baik obligasi maupun MTn Rp 71,7 triliun atau 20,9% dari total pinjaman.

Untuk perolehan laba tercatat Rp 3,74 triliun tumbuh 20,56%. Ini juga dibarengi dengan peningkatan return on asset (ROA) sebesar 4,36% dan return on equity (ROE) 13,2%.

"Dari situasi kondisi perekonomian seperti saat ini, industri pembiayaan masih cukup baik. Dari statistik ada 191 perusahaan pembiayaan dan 88% dalam kondisi sehat dan sehat sekali," ujar dia.
Halaman 2 dari 4
(eds/eds)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads