Kenapa ketika bunga acuan BI langsung direspons bank?
Ekonom PermataBank Josua Pardede menjelaskan, hal tersebut dilakukan karena bank memiliki perspektif bisnis yang berbeda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengungkapkan, bank di Indonesia saat ini masih bergantung pada net interest margin (NIM) yang menyebabkan bank harus menyesuaikan tingkat bunga saat ada perubahan bunga acuan bank sentral. NIM adalah marjin atau keuntungan yang didapatkan dari bunga bersih seperti penyaluran kredit, deposito hingga surat berharga.
"Karena masih andalkan NIM, maka bunga kredit juga perlu disesuaikan," ujar dia.
Dalam perhitungan bunga kredit ada biaya-biaya yang harus diperhitungkan oleh bank agar bisnis bisa sustainable.
"Jadi mau tidak mau jika ada perubahan bunga, maka bank secara konservatif juga menyesuaikan," imbuh dia.
Menurut Josua, seluruh bank memiliki risiko yang berbeda dalam menetapkan bunga deposito dan bunga kredit. Setelah kenaikan bunga ini, memang tren bunga di Indonesia mengalami kenaikan.
Bank Indonesia (BI) merilis data uang beredar periode Mei. Dari data tersebut suku bunga kredit perbankan tercatat masih 11,06% atau turun 4 basis poin dari bulan sebelumnya.
Data menyebutkan, perkembangan suku bunga sampai dengan Mei 2018 tercatat masih melanjutkan dampak penurunan suku bunga kebijakan BI yang dilakukan beberapa bulan lalu. (ara/ara)