Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menjelaskan laba ini ditopang dari pendapatan operasional yang terdiri dari pendapatan bunga bersih tercatat Rp 29,5 triliun tumbuh 7,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 27,4 triliun.
"Posisi neraca yang solid dan penerapan praktik perbankan yang berhati-hati akan terus menjadi fondasi untuk pertumbuhan BCA ke depan," kata Jahja dalam konferensi pers di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (26/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Bank Jual Dolar AS di Rp 14.555 |
Kredit konsumer tumbuh 6% yoy menjadi Rp 128,2 triliun. Pada portofolio kredit konsumer, kredit pemilikan rumah naik 4% menjadi 74,6 triliun dan kredit kendaraan bermotor meningkat 8,1% yoy menjadi Rp 41,3 triliun. Lalu untuk kartu kredit tumbuh 10,8% yoy menjadi Rp 12,3 triliun.
Kemudian untuk rasio kredit bermasalah (npl) berada pada level 1,4% pada akhir Juni 2018. "Rasio cadangan terhadap kredit bermasalah tercatat 187,8%. Bank berkode BBCA itu juga mempertahankan posisi likuiditas dan pemodalan loan to funding ratio 77% dan rasio kecukupan modal (CAR) 22,8%," ujar dia.
Kemudian dana pihak ketiga (DPK) Rp 481 triliun tumbuh 12,7%. Current account saving account (CASA) komposisinya tercatat 78,2%. Dari CASA dana tabungan tumbuh 13,2% yoy menjadi Rp 315,1 triliun, sementara giro meningkat 11,8% yoy mencapai Rp 166,2 triliun. Untuk ana deposito tercatat Rp 134,3 triliun turun 7,6%.
Baca juga: Tenun Ikat dalam Seragam Baru Korporasi BCA |











































