Peningkatan pertumbuhan M2 didorong oleh pertumbuhan uang kuasi yang meningkat dari 5,2% (yoy) pada Juni 2018 menjadi 6,2% (yoy) pada Juli 2018. Di sisi lain, pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) pada Juli 2018 tumbuh 7,0% (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 8,2%(yoy).
"Berdasarkan faktor yang mempengaruhi, pertumbuhan M2 didorong oleh ekspansi operasi keuangan Pemerintah Pusat (Pempus) dan akselerasi pertumbuhan kredit," tulis keterangan resmi BI dikutip Jumat (31/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: BI: Kita Waspadai Krisis Turki dan Argentina |
Sementara itu, kredit yang disalurkan perbankan pada Juli 2018 tercatat Rp4.989,8 triliun atau tumbuh 11,0% (yoy), meningkat dari bulan sebelumnya yang tumbuh 10,5% (yoy). Namun, akselerasi pertumbuhan M2 tersebut tertahan oleh pertumbuhan aktiva luar negeri bersih yang mengalami kontraksi sebesar 2,5% (yoy) pada Juli 2018, dari bulan sebelumnya yang masih mengalami pertumbuhan positif sebesar 3,4% (yoy).
BI juga mencatat transmisi peningkatan suku bunga kebijakan Bank Indonesia sudah terlihat pada kenaikan suku bunga simpanan, sementara transmisi kebijakan pada suku bunga kredit belum terlihat. "Transmisi dampak kebijakan Bank Indonesia ke suku bunga simpanan tercermin pada kenaikan suku bunga simpanan berjangka di hampir seluruh tenor," tulis keterangan.
Suku bunga simpanan dengan tenor 1, 3, 6, dan 24 bulan pada Juli 2018 masing-masing tercatat sebesar 6,01%, 5,99%, 6,29%, dan 6,77%, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang masing-masing sebesar 5,74%, 5,83%, 6,12%, dan 6,68%. Sementara itu, rata-rata tertimbang suku bunga kredit pada Juli 2018 masih relatif stabil sebesar 11,04% atau lebih rendah 1 basis poin dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Baca juga: Mengenal Rupiah dari Sejarahnya |











































