Menanggapi hal tersebut, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo menjelaskan analisis tersebut berarti mencerminkan kondisi Indonesia. "Memang fundamental ekonomi kita cukup baik. Memang konteks dari faktor eksternalnya lebih banyak," kata Dody di Gedung BI, Jakarta, Jumat (14/9/2018).
Saat ini kondisi ekonomi Indonesia memang masih terdampak faktor global, seperti perang dagang antara AS dan China. Hingga normalisasi kebijakan bank sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun delapan negara berkembang dengan risiko krisis terendah menurut Riset Nomura adalah Brasil, Bulgaria, Indonesia, Kazakhstan, Peru, Filipina, Rusia, dan Thailand.
"Ini adalah sebuah hasil yang penting. Karena investor lebih fokus pada risiko. Penting untuk tidak menyamaratakan risiko krisis pada negara-negara berkembang," bunyi kesimpulan riset tersebut.
Sebagaimana ditulis dalam artikel sebelumnya, Nomura Holdings Inc mengembangkan sebuah sistem deteksi dini risiko krisis yang diberi nama Damocles. Semakin tinggi skor Damocles sebuah negara, semakin rentan pula indikasi negara tersebut mengalami krisis.
Damocles dibangun untuk mengidentifikasi krisis mata uang di 30 negara berkembang dengan mempelajari beberapa faktor, termasuk cadangan devisa, tingkat utang, suku bunga, dan impor. (kil/ara)