Strategi AirNav Cegah Delay Pesawat Selama IMF-World Bank

Strategi AirNav Cegah Delay Pesawat Selama IMF-World Bank

Aditya Mardiastuti - detikFinance
Senin, 08 Okt 2018 18:33 WIB
Bandara Ngurah Rai/Foto: (Nandhang Astika/detikTravel)
Denpasar - Ribuan delegasi dari mancanegara diprediksi bakal menghadiri ajang pertemuan tahunan IMF-World Bank di Nusa Dua, Bali. AirNav Indonesia menyiapkan beberapa strategi untuk mengantisipasi delay terkait kedatangan para tamu yang bakal mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai.

"Jadi untuk IMF ini tugas utama kita mengatur kelancaran pergerakan pesawat udara untuk bernavigasi memasuki Ngurah Rai maupun meninggalkan, delegasinya sangat besar. Info terakhir 32 ribu orang data sementara yang masuk VVIP dan kemudian ada yang reguler jet privat 150 bisa lebih ya, businessman langsung menggunakan private jet dari negaranya," kata Dirut AirNav Indonesia Novie Riyanto di kantornya, Jl Airport I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Bali, Senin (8/10/2018).


Novie menambahkan pihaknya telah menyiapkan layanan navigasi yang terintegrasi di bandara terkait yakni Banyuwangi, hingga Lombok Praya. Jika parking stand tidak mencukupi maka ada beberapa bandara lain yang bisa disinggahi pesawat komersial tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita sudah siapkan beberapa bandara lain yang bisa disinggahi kalau parking stand tidak mencukupi, kita sudah siapkan bandara lain contoh Surabaya, Solo, Makassar kemudian Halim. Harapan kami pesawat-pesawat besar sampai private jet sudah terlayani," terangnya.

"Terutama yang reguler setiap di Bali 460 (flight) harus dilayani setiap hari dengan baik, karena transportasi udara begitu delay di Bali delay di tempat lain. Kita semua tahu VVIP akan block air space," sambung Novie.


Novie menambahkan pihaknya memprediksi puncak kedatangan para tamu VVIP dan VIP pada 9-12 Oktober 2018. Dia berharap dengan pengaturan tersebut tidak ada pesawat yang tertahan di udara.

"Kalau ada pergerakan VVIP kita meminimalisir terjadinya pesawat holding di udara karena ini memberatkan bandara lain, waktu terbuang. Sehingga contoh pesawat dari Jakarta kita tahu bahwa akan VVIP bergerak pesawat di Jakarta ini kan mending nunggu di sana, ini sebagai contoh. Ini kita lakukan koordinasinya secara optimised," ujarnya.

"Harapan kami tidak sehingga diatur secara database secara organisasi ini, kalau terjadi delay tidak terlalu lama," sambung Novie. (ams/ara)

Hide Ads