BNI pun membuka pintu kerja sama bagi kedua dompet digital itu. Namun hal itu masih dalam proses perizinan.
"Masih dalam konteks review, masih belum final," kata Direktur Manajemen Risiko BNI Bob Tyasika Ananta di Hotel Pullman, Jakarta, Selasa (6/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam proses, tapi intinya kita mengedepankan aspek governance. Kalau kemudian izin dari regulatornya belum selesai ya kita tidak jalan," tegasnya.
BNI berharap proses perizinan bisa selesai pada November 2018. Selain perizinan, proses kerja sama masih dalam tahap penyesuaian model bisnis.
"Itu kan masih dalam konteks pengembangan. Kalau bisnis modelnya sendiri masih dalam review. Ini kan konteksnya bisa negonya macam-macam," tambahnya.
BNI sendiri membuka peluang kerja sama lantaran melihat potensi dari banyaknya wisatawan China yang datang ke Indonesia. Apalagi mereka sudah terbiasa untuk bertransaksi menggunakan dompet digital.
"Itu kan sebisa mungkin kita tangkap masuk ke dalam sistem perbankan kita. Kalau kemudian jumlahnya berapa saya belum tau persis detailnya. Tapi di situ memang adalah perputaran pembayaran yang terjadi di domestik tapi kemudian belum sepenuhnya ditangkap oleh perbankan nasional," terangnya. (dna/zlf)