Jurus BRI Jaring Pengusaha di Singapura Jadi Nasabah

Laporan dari Singapura

Jurus BRI Jaring Pengusaha di Singapura Jadi Nasabah

Hendra Kusuma - detikFinance
Sabtu, 17 Nov 2018 12:07 WIB
Foto: Hendra Kusuma
Singapura - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI membuka cabang di Singapura sejak 2015 lalu. Kantor cabang ini menjadi 'jaring' BRI menarik para pengusaha dan perusahaan di Singapura menjadi nasabah.

General Manager BRI Cabang Singapura Aris Hartanto menjelaskan ada dua strategi agar para pengusaha dan perusahaan di Singapura menjadi nasabah.

"Kita punya strategi jangka pendek dan jangka menengah, kita punya potensial market," kata Aris di Kantor Cabang BRI, Singapura, Sabtu (17/11/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Aris mengatakan, strategi jangka pendek adalah menjajaki beberapa perusahaan besar di Indonesia yang memiliki hubungan di Singapura. Setidaknya ada 5 perusahaan yang dijajaki namun yang ditarget bisa memanfaatkan layanan BRI dua perusahaan sampai akhir tahun 2018.

"Ada 5 yang besar agri itu baru 2, mulai dari Sinarmas, Asian Agri, Wilmar, dua pun masih dalam proses, dua ini paling cepat akhir tahun ini atau awal tahun depan," tambah dia.

Jumlah nasabah BRI di Singapura, kata Aris sekitar 71. Itu pun lebih didominasi para trader. Untuk jangka panjangnya, BRI akan terus melakukan pendekatan kepada para perusahaan yang memiliki hubungan bisnis di Indonesia.


Dia mencontohkan seperti nasabah trader di Singapura yakni Kwee Gee sebuah perusahaan trader yang memiliki hubungan perdagangan dengan Indonesia. Jadi nasabah ini hanya menghubungi perdagangan dari negara lain ke Indonesia, begitu juga sebaliknya.

Relationship Manager BRI cabang Singapura Ahja Haziqo mengatakan, strategi jangka panjang adalah membuat nasabah mengenal BRI itu sendiri.

"Kalau customer lama, dia mau berpaling ke yang lain itu jarang, karena sudah di comfort zone, kalau mau memperkenalkan BRI butuh waktu saja, kalau pricing kita bisa fight, kenyamanan ini yang harus pelan-pelan diambil, butuh waktu saja untuk mengubah kebiasaannya, pendekatannya lama," kata Ahja. (hek/hns)

Hide Ads