Mengutip CNBC Presiden Fed bagian Kansas City, Esther George menjelaskan jeda kenaikan sangat perlu dilakukan untuk evaluasi kebijakan yang lalu.
"Jeda yang dilakukan dalam proses normalisasi akan memberi kita waktu untuk menilai perekonomian dan respons seperti apa yang dilakukan. Jadi jika gagal menganalisis dampak ini akan menyebabkan pengetatan kebijakan bahkan penurunan pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang tak sesuai target," kata George dikutip dari CNBC, Rabu (16/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan tersebut bertentangan dengan Chairman The Fed Jerome Powell pada Oktober lalu yang menyebut stance kebijakan The Fed tak lagi netral. Bulan lalu The Fed menaikkan bunga acuan 0,25% ini artinya target bunga acuan The Fed berada di kisaran 2,25%-2,5%.
George menyebut jika saat ini ekonomi AS tumbuh dengan baik. Namun masih dibayangi kekhawatiran tingkat pengangguran dan angka inflasi. Kemudian di wilayahnya, Kansas sektor pertanian dan energi sedang kurang baik. Namun prospek keseluruhan tahun ini ekonomi AS bisa lebih baik.
Selain menunggu kepastian kisaran suku bunga, investor juga menanti arah kebijakan The Fed di kemudian hari. Sebelum pertemuan bulan Desember, Federal Open Market Committee (FOMC) telah mengindikasikan akan ada tiga kenaikan di 2019 dan kemungkinan satu lagi di 2020.
"Mungkin ini akan menjadi langkah sulit bagi The Fed untuk sepenuhnya menghapus beberapa proyeksi kenaikan di 2019, namun saya kira mereka mengirimkan pesan yang jelas bahwa mereka akan tetap bergantung pada data di 2019," kata Charlie Ripley, senior investment strategist di Allianz Investment Management.