Khusus DPK ritel di tahun 2019 perusahaan menargetkan bisa terkumpul menjadi sekitar Rp 58,8 triliun atau tumbuh 15,9% dibandingkan tahun lalu yang mencapai sekitar Rp 51,6 triliun. Jumlah nasabah baru juga diharapkan bertambah sekitar 1,5 juta rekening.
Perusahaan juga membidik peningkatan pendapatan non bunga. Tahun 2018 lalu, Bank dengan kode saham BBTN ini mencetak pendapatan non bunga dari transaksi elektronik sekitar Rp 114 miliar dengan jumlah transaksi menyentuh sekitar 250 juta transaksi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tahun 2019 ini, Direktur Utama BTN, Maryono memasang target peningkatan fee based income hingga dua kali lipat dibandingkan tahun lalu dan volume transaksi bisa dikerek hingga sekitar 288 juta transaksi atau naik 38% dibandingkan target tahun sebelumnya yang dipatok 207 juta transaksi.
"Kami optimstis, transaksi elektronik akan terus meningkat karena Himpunan Bank Bank Negara atau Himbara makin solid melakukan sinergi layanan perbankan elektronik kami, dimulai dari ATM link, EDC Link dan ke depan LinkAja suatu integrasi pembayaran dengan teknologi QR code," kata Maryono, Jumat (25/1/2019).
Memuluskan target tersebut, BTN pada tahun 2019 meluncurkan Program Poin Serbu (Serba Untung) BTN. Peluncuran Progam Poin Serbu, lanjut Maryono, menjadi bagian dari strategi Bank BTN untuk menjemput target pencapaian DPK tahun ini yang dipatok meningkat sekitar 15% dibandingkan tahun lalu.
Berbeda dengan program tabungan berhadiah sebelumnya yaitu Serbu BTN yang diundi secara berkala, Poin Serbu BTN kali ini memberikan keleluasaan bagi nasabah untuk menukar poinnya dengan hadiah yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
"Tujuan perubahan skema penukaran poin dari Poin Serbu BTN tahun ini adalah menarik sebanyak mungkin nasabah baru, meningkatkan saldo tabungan dan meningkatkan fee based income (pendapatan non bunga) dari transaksi nasabah lewat seluruh aplikasi," kata Maryono. (dna/dna)