.webp)
Padahal dari data BI, pada Februari 2019 aliran modal asing yang masuk mencapai Rp 63 triliun. Terdiri dari Rp 49,5 triliun SBN, Rp 12,6 triliun saham dan Rp 1,4 triliun sertifikat Bank Indonesia (SBI). Ini artinya terjadi aliran modal keluar hingga Rp 3,1 triliun.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan aliran modal asing tersebut terdiri dari surat berharga negara (SBN) Rp 50 triliun dan saham Rp 10,5 triliun. "Aliran modal asing yang masuk hingga 6 Maret ini lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu," kata Perry di Gedung BI, Jakarta, Jumat (8/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Perry derasnya aliran modal asing yang masuk mencerminkan kepercayaan asing terhadap perekonomian domestik juga akan terus meningkat. Dia menambahkan tekanan yang terjadi pada rupiah hari ini lebih disebabkan oleh perekonomian AS yang membaik, sehingga dolar AS menguat terhadap seluruh mata yang negara lain, termasuk Indonesia.
"Ini konfirmasi confident pasar, investor, baik dalam khususnya luar negeri terhadap ekonomi kita baik, dan imbal hasil aset keuangan dalam negeri baik," tambahnya.
Dengan makin masuknya aliran modal asing ini, tambah Perry, membuktikan bahwa investor asing makin percaya dengan perekonomian Indonesia ke depannya.
Apalagi, dia bilang, setiap pemerintah menerbitkan obligasi terjadi kelebihan permintaan.
Baca juga: Bos BI Beberkan Alasan Dolar 'Mengamuk' Lagi |
"Sehingga terbukti dari terus masuknya aliran modal asing masuk baik usaha maupun di dalam obligasi pemerintah. Sebagaimana di setiap lelang obligasi pemerintah itu mengalami over supply, demikian juga di harga saham itu terus mengalami peningkatan," tutup dia.
 |
