Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman menjelaskan SBR 006 mencatatkan transaksi yang tinggi. Bahkan pembelinya paling banyak dari generasi milenial.
"Trennya masih sama generasi milenial itu berkomitmen beli terus," ujar Luky di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Senin (22/4/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan, hal tersebut sesuai dengan target Kementerian Keuangan yang memasarkan surat berharga negara secara online.
Namun, menurut Luky pembelian per investor untuk milenial masih kalah dibandingkan dengan generasi baby boomer yang membeli surat berharga lebih besar.
"Tujuan kita kan menarik investor milenial, ternyata lebih dari 4,9% itu pembelinya adalah generasi milenial," ujar dia.
Luky menjelaskan hingga penutupan pekan lalu 16 April 2019 SBR 006 mencapai lebih dari Rp 2,2 triliun. Angka tersebut lebih dari target Kementerian yang mematok Rp 2 triliun.
Jenis surat utang ini tanpa warkat, yakni tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder dan tidak dapat dicairkan sampai dengan jatuh tempo, kecuali pada masa pelunasan sebelum jatuh tempo (early redemption).
Tanggal penetapan penjualan pada 22 April 2019 dan tanggal settlement pada 24 April 2019. Untuk pembayaran kupon dilakukan setiap bulan di tanggal 10.
Jenis kupon SBR006 mengambang dengan tingkat kupon minimal (floating with floor) dengan suku bunga acuan adalah BI 7-Day Reverse Repo Rate. (kil/ara)