"Indonesia menurut saya mau tidak mau harus ikut, tapi jangan seagresif di sana, karena bagaimana pun kita harus menjaga dari sisi arus modal kita," kata Raden di Komplek Istana, Jakarta, Rabu (12/6/2019).
Ekspektasi pasar, kata Raden, adalah memprediksi The Fed akan menurunkan suku bunganya sampai 75 basis poin hingga akhir tahun 2019.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menurut saya, kalau sana (The Fed) turun 50 basis poin, kita bisa mulai dengan 25 basis poin, jadi jangan terlampau agresif. Tapi arahnya global memang mengarah turun sekarang ini," sambungnya.
Meski demikian, Raden juga berharap BI tidak lebih cepat menurunkan suku bunga acuannya dibandingkan dengan The Fed.
"Kalau The Fed turun, dia turun saja perlahan, jadi tidak perlu dia ahead the curve dalam kondisi saat ini. Jangan lebih dulu turunkan suku bunga," ungkapnya.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) pekan depan akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG). Pemerintah yakin BI akan melakukan penyesuaian suku bunga acuan BI 7 day repo rate.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, saat ini kondisi perekonomian global begitu bergejolak. Mulai dari gejolak di negar-negara maju, perubahan kebijakan moneter dunia hingga adanya tanda-tanda pelemahan ekonomi.
"Kita tentu menghargai langkah-langkah yang dilakukan BI dalam rangka bersama pemerintah saat kondisi turbulence fokus mengelola ekonomi kita dan menjaga stabilitas," ujarnya di Gedung BPK, Jakarta, Rabu (12/6/2019). (hek/eds)