BI Buka-bukaan Alasan 8 Bulan Tahan Bunga Acuan

BI Buka-bukaan Alasan 8 Bulan Tahan Bunga Acuan

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Sabtu, 20 Jul 2019 09:05 WIB
1.

BI Buka-bukaan Alasan 8 Bulan Tahan Bunga Acuan

BI Buka-bukaan Alasan 8 Bulan Tahan Bunga Acuan
Foto: Rengga Sancaya
Medan - Setelah menahan bunga acuan di level 6% selama 8 bulan, Bank Indonesia (BI) akhirnya memangkas sebanyak 25 bps menjadi 5,75%.

Ada beberapa alasan bank sentral memangkas bunga acuannya. Mulai dari kondisi eksternal dan kondisi internal.

Berikut berita selengkapnya dirangkum detikFinance, Sabtu (20/7/2019).
Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo menjelaskan dalam memutuskan kebijakan bunga, bank sentral tak hanya memperhatikan kondisi domestik namun juga kondisi eksternal.

"Satu hal yang selama ini mungkin ditanyakan, kenapa BI tidak menurunkan bunga padahal inflasi bagus, perekonomian bagus? Ya karena kita juga masih melihat risiko eksternal, masih ada ketidakpastian dari eksternal," kata Doddy dalam pelatihan wartawan ekonomi di Hotel Adimulia, Medan, Jumat (19/7/2019).

Dody menambahkan sebenarnya BI sudah melakukan persiapan penurunan suku bunga sejak 2-3 bulan sebelumnya melalui pelonggaran likuiditas dengan penurunan giro wajib minimum (GWM) sebanyak 50 bps untuk bank umum dan bank syariah.

"Untuk meningkatkan permintaan domestik termasuk investasi perlu ditingkatkan di tengah perlambatan ekonomi. Strategi operasi moneter untuk memastikan ketersediaan likuiditas yang dipasok BI ke perbankan," jelas dia.

Dia mengungkapkan kondisi eksternal seperti ketegangan dagang antara AS dan China turut mempengaruhi perekonomian global. Hal ini menyebabkan negara-negara mitra dagang dua negara besar tersebut harus waspada dengan risiko perang dagang. Kondisi ini juga turut menjadi perhatian bank sentral di seluruh dunia dalam melakukan pengambilan kebijakan.

Untuk diketahui, BI akhirnya memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps). BI 7 Days Repo Rate kini menjadi 5,75%.

Bank sentral tercatat sudah delapan bulan menahan suku bunga acuan di level 6% dengan deposit facility 5,75% dan lending facility 6,75%.

"RDG BI pada 17 dan 18 Juli 2019 memutuskan untuk menurunkan BI 7 days repo rate sebesar 25 bps menjadi 5,75%" ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo di kantor BI, Jakarta Pusat, Kamis (18/7/2019).

Selanjutnya suku bunga deposit facility dan lending facility juga diturunkan. Suku bunga deposit facility turun 25 bps jadi 5% dan lending facility turun 25 bps menjadi 6,5%.

Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Darmin Nasution menilai langkah Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga BI 7 Days Reverse Repo Rate untuk menggenjot kredit. Pada Kamis (18/7/2019), BI memangkas suku bunga acuan jadi 5,75%.

"Kalau dibilang melonggarkan, itu sebenarnya menurunkan bunga kebijakan moneternya, sehingga terbuka ruang untuk memperbanyak kredit di sektor keuangan," kata Darmin di Kantornya, Jakarta, Jumat (19/7/2019).

Bank Indonesia (BI) akhirnya memangkas bunga sebesar 25 bps atau 0,25% menjadi 5,75%. Hal itu dilakukan setelah delapan bulan menahan suku bunga acuan di level 6%.

Penurunan bunga ini memang dinanti-nanti kalangan bank dan sejumlah ekonom. Pasalnya, jika bunga turun diharapkan bisa mendorong penyaluran kredit dan penurunan bunga.

"Ya artinya kita manfaatkan dulu, jangan apa-apa langsung ditanya nanti ada ruang lagi atau tidak," jelas dia.

Aksi bank sentral tanah air menurunkan suku bunga, kata Darmin, juga sebagai bentuk penyesuaian perkembangan keuangan global dan adanya ruang melakukan penurunan.

"Ya itu bagus saja kan, tinggal memang dunia ini sedang melonggarkan, AS ekonominya tidak berjalan sebagaimana mereka harapkan, sehingga perlu," tutur Darmin.

Deputi Gubernur BI Doddy Budi Waluyo menjelaskan dengan turunnya bunga acuan ini maka dapat berdampak ke ekspor impor Indonesia. Hal ini karena biaya untuk pinjaman perusahaan ekspor impor ke bank menjadi lebih murah dari biasanya.

"Dengan ini bisa diasumsikan permintaan kredit akan meningkat dan harus dijaga, lalu ekspektasi konsumen terhadap kredit juga masih baik," kata Doddy dalam pelatihan wartawan di hotel Adimulia, Medan, Jumat (19/7/2019).

Dengan hal ini diharapkan investasi ke dalam negeri juga bisa terus meningkat dan mendorong perekonomian.

"Kegiatan investasi bisa jalan, tapi kendalanya adalah saat produksi bergerak apakah ada permintaannya?" ujar Doddy.

Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menjelaskan, penurunan suku bunga acuan BI biasanya akan direspons bank dengan menurunkan suku bunga deposito.

"Suku bunga diturunkan tentunya akan mempengaruhi suku bunga pasar uang antar bank, dan yang tentunya akan direspon penurunan suku bunga deposito, karena suku bunga tabungan dan giro biasanya langsung menyesuaikan per hari ini," jelasnya.

Menurutnya, paling tidak penyesuaian suku bunga deposito membutuhkan waktu sekitar sebulan. Dia juga mengatakan, pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta bank untuk terlebih dahulu memberikan pemberitahuan sebelum menyesuaikan suku bunga deposito.

"Suku bunga deposito mungkin ada sebulan karena OJK menyebutkan bahkan perlu memberikan informasi terlebih dulu sebelum melakukan penyesuaian suku bunga deposito. Baru kita lihat sebulan, best practice sebulan penurunan suku bunga acuan, cenderung turun," ujarnya.

Selanjutnya, baru diikuti oleh penurunan suku bunga kredit. Namun, penurunan suku bunga kredit tergantung dengan likuiditas dan risiko kredit bank. Dua faktor tersebut juga menentukan besar kecilnya penurunan suku bunga kredit.

Hide Ads