Duniatex Group adalah salah satu perusahaan konglomerasi tekstil besar di Indonesia. Langkah antisipasi ini dilakukan karena ada ratusan miliar kredit dari BNI yang mengalir ke Duniatex
Direktur Manajemen Risiko BNI Bob Tyasika Ananta mengungkapkan kredit sebesar Rp 459 miliar mengalir ke anak usaha Duniatex. Komposisi pinjaman terdiri dari Rp 301 miliar kredit sindikasi dan Rp 158 miliar kredit bilateral.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan adanya kejadian ini, BNI sudah mengantisipasi pembayarannya akan seperti apa pada Juli 2019," kata Bob di Gedung BNI, kemarin.
Menurut Bob, langkah ini dilakukan karena BNi mendapatkan informasi jika anak usaha Duniatex, Delta Dunia Sandang Tekstil disebut mengalami gagal bayar pokok dan bunga surat utang global dengan total nilai US$ 11 juta.
Bob menyampaikan saat ini BNI sudah memegang aset Duniatex yang diagunkan untuk mendapatkan kredit. Menurut Bob jaminan yang dimiliki BNI nilainya mencapai 2,5 kali lipat dari total kredit yang disalurkan BNI.
"Ini kami baru saja terjadi ya. Kami sedang membicarakan dengan pemiliknya untuk mencarikan investor. Kita lihat seperti apa," kata Bob.
Saat ini kredit untuk industri tekstil mencapai 7%-9% dari portofolio pembiayaan perusahaan
Akibat kabar gagal bayar obligasi global dari anak usaha Duniatex ini, lembaga pemeringkat internasional S&P Global Ratings memangkas peringkat utang perusahaan sebesar 6 level dari BB- menjadi CCC- karena tantangan likuiditas di perusahaan.
Lembaga pemeringkat Fitch Ratings juga menurunkan peringkat kredit Delta Merlin Dunia Textile menjadi B-. Fitch menyoroti tekanan pembiayaan kembali dan risiko likuiditas yang dihadapi perusahaan.
(kil/fdl)