"Pertumbuhan ekonomi kita tetap sekitar 5%, karena pertumbuhan ekonomi ini perannya besar dan pendorongnya konsumsi 60-70%," kata Halim di kantor LPS, Jakarta (31/7/2019).
Dia menambahkan, lambatnya perekonomian juga menyebabkan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) di perbankan tidak bisa berjalan dengan cepat. Ini juga menyebabkan uang beredar tidak tumbuh secara signifikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Halim mengungkapkan, sementara itu untuk peredaran uang giral di perusahaan besar justru mengalami peningkatan. Dia mengharapkan peredaran uang giral ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi ke depannya.
"Kuartal II-2019 uang giral yang dimiliki perusahaan besar seperti di Industri Keuangan Non Bank (IKNB), BUMN atau swasta cenderung naik. Kita melihat beberapa bulan sebelumnya, uang giral perusahaan besar ini menurun tapi setelah lebaran naik lagi," ungkapnya.
Menurut Halim saat ini penurunan suku bunga acuan BI dan suku bunga penjaminan LPS turut menurunkan bunga simpanan, hal ini akan membuat masyarakat beralih untuk menyimpan dana di pasar modal.
Dia mengatakan hal ini akan menjadi lebih baik karena membuat bank lebih produktif.
Menurutnya penurunan suku bunga penjaminan juga mendorong penyaluran kredit perbankan lebih tinggi. Alhasil, bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat.
"Penurunan suku bunga simpanan akan membuat dana biaya lebih murah dan mendorong penyaluran kredit lebih tinggi, sehingga bisa memacu pertumbuhan ekonomi. Diharapkan pendapatan masyarakat akan naik, sehingga akan menyimpan uangnya lagi ke bank," ungkapnya.
(kil/ara)











































