Menanti Penolong Nyawa Jiwasraya

Menanti Penolong Nyawa Jiwasraya

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Jumat, 15 Nov 2019 06:59 WIB
Halaman ke 1 dari 2
1.

Menanti Penolong Nyawa Jiwasraya

Menanti Penolong Nyawa Jiwasraya
Foto: Rengga Sancaya/detikcom
Jakarta - PT Asuransi Jiwasraya (Persero) menjadi perhatian. BUMN asuransi tersebut terbelit persoalan keuangan yang belum juga usai.

Kementerian BUMN mengaku ikut membantu dalam menyehatkan kondisi keuangan Jiwasraya. Sebanyak delapan perusahaan disebut berminat membantu perusahaan asuransi pelat merah tersebut.

Targetnya, ada satu dari delapan perusahaan yang akan menempatkan dananya di anak usaha Jiwasraya, yaitu PT Jiwasraya Putra.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Deputi Jasa Keuangan, Survei dan Konsultan Kementerian BUMN, Gatot Trihargo mengatakan, saat ini pihaknya tengah menunggu hasil penawaran sejumlah calon mitra strategis (strategic partner) yang berminat menempatkan dana segarnya di anak usaha Jiwasraya yakni PT Jiwasraya Putra.

"Ada 8 perusahaan. Kita tunggu saja hasil penawaran mereka dan semoga bisa beres di Desember," ujar Gatot di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Kamis (14/11/2019).

Dari 8 perusahaan tersebut, Gatot bilang, nantinya akan dipilih 1 perusahaan dengan penawaran terbaik yang sedianya bakal memegang saham Jiwasraya Putra.

Sementara itu, 4 BUMN lain mulai dari PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk PT Pegadaian (Persero), PT Kereta Api Indonesia (Persero), dan PT Telkomsel telah tercatat sebagai pemegang saham Jiwasraya Putra, lantaran perusahaan-perusahaan tadi sudah berkomitmen membuka customer base dan distribution channels.

Para pemegang saham Jiwasraya Putra pun akan memperoleh benefit melalui mulai dari diversifikasi bisnis, dividen hingga fee base income.

"Jadi 4 BUMN yang sudah masuk tadi tidak menyetor uang ya. Mereka hanya membuka customer base dan distribution channels yang akan dimanfaatkan Jiwasraya Putra dalam menjual produknya," terang Gatot.

Seperti diketahui, pencarian strategic partner untuk Jiwasraya Putra digadang menjadi salah satu skema di dalam penyehatan kondisi keuangan Jiwasraya. Melalui skema ini, diharapkan akan mendatangkan dana segar yang dapat digunakan induk usaha dalam memenuhi kebutuhan likuiditasnya.

Selain strategic partner, pemerintah dan manajemen baru Jiwasraya juga telah merancang skema lain mulai dari pembentukan holding asuransi hingga penerbitan produk reasuransi. Dari skema ini, diharapkan akan mendatangkan total dana segar senilai Rp 8 triliun.

"Pemerintah dan manajemen baru akan terus menjaga amanah para nasabah. Semoga penyehatan bisa lebih cepat, mengingat proses ini perlu waktu, terima kasih kepada para pemegang polis yang berkenan untuk rejoin dan mohon untuk pemegang polis lainnya juga bisa bersabar," ujar Gatot.

Lanjut ke halaman berikutnya >>>
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan masih konsultasi dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menyelesaikan masalah Jiwasraya. Terlebih, lanjut pria yang disapa Tiko ini, Jiwasraya menanggung kerugian besar.

"Itu masih proses. Jadi saya masih pelajari lagi karena angka-angkanya masih kaji terus. Kita melihat opsi-opsinya tapi kita dalam melaksanakan ini kita koordinasi dengan Kemenkeu dan OJK karena sizenya besar, dan memang satu kerugian terakumulasi selama bertahun tahun," kata Tiko di Hotel Sultan Jakarta, Selasa (12/11/2019).

"Jadi perlu terobosan bukan hanya komersial tapi hukum juga karena memang nggak bisa diselesaikan pola B to B saja. Sementara bisa ngomong itu belum ada solusi yang komprehensif dulu. Jadi masih diskusi dengan Kemenkeu dan OJK," sambungnya.

Sementara itu untuk menyokong kinerja Jiwasraya telah dibentuk anak usaha PT Jiwasraya Putra. Perusahaan ini untuk menopang akses penjualan produk asuransi.

"Ini kita create sinergi BUMN untuk akses menjual distribusi asuransi di beberapa BUMN besar seperti BTN, Pegadaian. Nanti bisnisnya terpisah dari Jiwasraya yang eksisting," kata Tiko.
Hide Ads