Sepanjang 2019 lalu, laba PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) tercatat mengalami penurunan drastis hingga 92,5% dari Rp 2,8 triliun pada 2018 menjadi hanya Rp 209,26 miliar. Penurunan laba terjadi salah satunya akibat kredit macet yang membengkak dari 2,8% pada 2018 menjadi 4,78% di akhir 2019 lalu.
Hal ini dicurigai oleh Komisi XI DPR RI berhubungan erat dengan kasus tindak pidana rekayasa pembukuan bank (window dressing) yang dilakukan oleh PT Batam Island Marina (PT BIM).
"Terkait PT BIM kan ada indikasi agunan yang fiktif di situ kemudian pemberian kredit pada PT BIM juga ada indikasi untuk window dressing, jadi ini saya kira ini menjadi bagian dari terjadinya penurunan laba yang drastis itu di BTN atau apakah ada hal-hal lain," cecar Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Amir Uskara dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komplek Senayan, Jakarta, Selasa (18/2/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagaimana diketahui, upaya window dressing yang dilakukan PT BIM itu memang ditujukan langsung kepada Bank BTN. Kejanggalan tercium pertama kali saat perusahaan itu mengajukan kredit modal kerja kepada Bank BTN senilai Rp 100 miliar untuk pembangunan vila di Pulau Manis.
Demi memuluskan pemenuhan kredit itu, PT BIM memberi jaminan piutang kepada Bank BTN sebesar Rp 400 miliar yang ternyata diketahui tidak valid.
Baca juga: Labanya Anjlok 92%, BTN Dicecar DPR |
PT BIM juga melanggar kesepakatan kredit dengan menggunakan dana kredit tersebut untuk membayar utang kepada Dirut PT BIM sebesar Rp 70 miliar dan Komisaris Utama PT BIM sebesar Rp 30 miliar.
Di kesempatan yang sama, Direktur Utama BTN Pahala Nugraha Mansyuri langsung membantah kecurigaan itu. Menurutnya, sejak 2018 lalu, PT BIM sudah berhasil melunasi agunan kredit bermasalah tersebut sehingga tidak ada hubungannya dengan penurunan laba tahun 2019 lalu.
"Debitur tersebut sebetulnya sudah lunas justru di tahun 2018 yang lalu, sehingga tentunya karena sudah lunas tahun 2018 ini tidak lagi berpengaruh para kinerja kita di tahun 2019 ini,"ujar Pahala.
Meski demikian, Pahala mengakui, akibat adanya kredit bermasalah dari PT BIM itu, kinerja keuangan Bank BTN sepanjang 2018 lalu nyaris mengalami guncangan serupa sebagaimana yang terjadi di tahun 2019.
"Dan memang upaya pelunasan daripada debitur PT BIM tersebut itu memang betul-betul upaya menurunkan angka NPL yang dimiliki BTN di tahun 2018 lalu," katanya.
(eds/eds)