Ekonomi Global Dibayangi Corona dan Perang Minyak

Ekonomi Global Dibayangi Corona dan Perang Minyak

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Senin, 09 Mar 2020 11:32 WIB
Harga Minyak Anjlok
Foto: Reuters
Jakarta -

Harga minyak mentah dunia terus mengalami penurunan, hal ini karena gagalnya kesepakatan tentang pengurangan produksi Organization of the Petroleum Exporting Countrie (OPEC).

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebut kondisi ini terjadi karena globalisasi terus menurun.

"Dunia saat ini terus menghadapi penurunan globalisasi tapi di sisi lain digitalisasi begitu cepat," kata dia di Gedung BI, Jakarta, Senin (9/3/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Perry ekonomi global masih terus mengalami ketidakpastian. Seperti tantangan perang dagang antara AS dan China, penyebaran virus corona.

Padahal awal Februari sempat ada sedikit harapan untuk ekonomi global saat ketegangan dagang mulai mereda.

ADVERTISEMENT

"Awal Februari sempat ada secercah harapan, ada sedikit sinar, merebak pelangi. Tapi begitu muncul, redup kembali oleh Corona. Lalu pagi ini kita dihentakkan dengan perang minyak yang kemudian membuat harganya turun. Ini contoh penurunan globalisasi," jelas dia.

Sebelumnya harga minyak mentah Brent anjlok menjadi US$ 31,02 per barel. Angka ini merupakan level terendah sejak Februari 2016.

Kemudian harga minyak mentah AS West Texas Intermediate menjadi US$ 30 per barel turun 27%.. Brent diperdagangkan 24,59% lebih rendah menjadi US$ 34,14 per barel dan minyak mentah berjangka AS lebih rendah 25,61% menjadi US$ 30,71 per barel. Pada Sabtu pekan lalu, Pemerintah Arab Saudi mengumumkan diskon besar-besaran harga jual minyaknya pada April.

Negara itu juga dilaporkan bersiap untuk meningkatkan produksinya di atas angka 10 juta barel per hari. Saat ini pemerintah Arab memompa produksi 9,7 juta barel per hari, tetapi memiliki kapasitas untuk meningkatkan hingga 12,5 juta barel per hari.




(fdl/fdl)

Hide Ads