BI: Likuiditas Perbankan Cukup Tapi Belum Mengalir ke Sektor Riil

BI: Likuiditas Perbankan Cukup Tapi Belum Mengalir ke Sektor Riil

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 08 Apr 2020 14:13 WIB
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Wrjiyo
Foto: Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Wrjiyo (istimewa/BI)
Jakarta -

Bank Indonesia (BI) mencatat quantitative easing yang dilakukan saat ini sudah cukup untuk likuiditas perbankan. Namun langkah pelonggaran ini disebut belum mampu mengalir dan menggerakkan sektor riil seperti yang diharapkan.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan saat ini bank sentral terus berkomunikasi dengan pemerintah untuk stimulus fiskal agar tepat sasaran. Stimulus ini diharapkan bisa menumbuhkan konsumsi masyarakat dan mendukung keberlangsungan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan dunia usaha.

"BI telah melakukan quantitative easing hampir Rp 300 triliun sejak awal tahun. Berarti di likuiditas perbankan lebih dari cukup. Tapi kenapa belum mengalir ke sektor riil, di sinilah peran stimulus fiskal," kata Perry dalam rapat kerja online dengan Komisi XI DPR RI, Jakarta, Rabu (8/4/2020).

BI memang telah melakukan sejumlah langkah quantitative easing dengan suntikan likuiditas dan penurunan suku bunga acuan.



Perry bahkan menyebut pihaknya siap menggelontorkan kebijakan pelonggaran kuantitatif atau Quantitative Easing dibutuhkan lagi dan diperlukan untuk menjaga likuiditas perbankan dan sektor jasa keuangan.

"Kalau perlu tambah likuiditas kami siap Quantitative Easing lagi baik operasi moneter baik GWM dan langkah lain," tambah Perry.

Sebelumnya, pemerintah sendiri telah menggelontorkan dana Rp405,1 triliun untuk penanganan COVID-19 yang tertuang dalam Perpu no. 1 Tahun 2020.

Dari angka tersebut terbagi dari beberapa segmen terdiri dari Rp75 triliun untuk bidang kesehatan, Rp110 triliun untuk Social Safety Net, Rp70,1 triliun untuk insentif perpajakan dan stimulus KUR, serta Rp150 Triliun dialokasikan untuk pembiayaan program pemulihan ekonomi nasional.




(kil/eds)

Hide Ads