Bank Indonesia (BI) mencatat terjadi penurunan pada cadangan devisa periode Maret 2020. Cadangan devisa tercatat US$ 121 miliar atau tergerus US$ 9,4 miliar dibandingkan bulan sebelumnya sebesar Rp 130,4 miliar.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan penurunan ini terjadi akibat adanya kepanikan yang melanda pasar keuangan global.
"Pada minggu pertama, kedua, dan ketiga ada kepanikan pada pasar keuangan global. Memang ada penurunan karena pembayaran utang pemerintah dan stabilisasi rupiah," kata Perry dalam rapat kerja virtual dengan komisi XI DPR RI, Jakarta, Rabu (8/4/2020).
Dia mengungkapkan, saat ini jumlah cadangan devisa US$ 121 miliar masih lebih dari cukup untuk pembayaran utang pemerintah dan kebutuhan pembayaran impor.
Cadangan devisa Indonesia pada Maret 2020 tercatat US$ 121 miliar. Angka ini lebih rendah dibandingkan posisi akhir Februari 2020 US$ 130,4 miliar.
Posisi cadangan devisa ini setara dengan pembiayaan 7,2 bulan impor atau 7 bulan impor pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Dengan langkah stabilisasi dan penguatan bauran kebijakan, BI berkoordinasi erat dengan pemerintah dan regulator keuangan, kondisi pasar berangsur pulih dan mekanisme pasar rupiah kembali berjalan sejak minggu terakhir Maret 2020.
(kil/eds)