BI Sudah Tambal Defisit APBN Rp 2,3 T

BI Sudah Tambal Defisit APBN Rp 2,3 T

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 29 Apr 2020 11:35 WIB
Petugas Cash Center BNI menyusun tumpukan uang rupiah untuk didistribusikan ke berbagai bank di seluruh Indonesia dalam memenuhi kebutuhan uang tunai jelang Natal dan Tahun Baru. Kepala Kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua mengungkapkan jumlah transaksi penarikan uang tunai sudah mulai meningkat dibanding bulan sebelumnya yang bisa mencapai penarikan sekitar Rp1 triliun. Sedangkan untuk Natal dan tahun baru ini secara khusus mereka menyiapkan Rp3 triliun walaupun sempat diprediksi kebutuhannya menyentuh sekitar Rp3,5 triliun. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Bank Indonesia (BI) mencatat telah mengucurkan Rp 2,3 triliun untuk penambalan defisit di anggaran pendapatan belanja negara (APBN) 2020. Dalam hal ini bank sentral masuk melalui lelang surat berharga negara (SBN) di pasar perdana).

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan pada selasa (28/4) pemerintah telah menyerap Rp 16,6 triliun dana dari lelang tujuh seri Surat Utang Negara (SUN). Rata-rata imbal hasil yang diberikan sebesar 8,08%.

Menurut dia angka total penawaran yang masuk mencapai Rp 44,4 triliun dengan target indikatif mencapai Rp 20 triliun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi kemarin bid (penawaran) yang masuk itu jumlahnya Rp 44,4 triliun. Di antaranya Rp 7,5 triliun dari BI. Kita dengar pengumuman dari pemerintah Rp 16,6 triliun diantaranya Rp 2,3 triliun untuk BI," kata Perry dalam video conference di Jakarta, Rabu (29/4/2020).

Dia mengatakan, hari ini pemerintah akan kembali melakukan lelang tambahan SBN sama dengan kemarin. Tujuannya untuk mencapai target indikatif.

ADVERTISEMENT

Sejalan dengan hal itu, BI pun kembali melakukan penawaran dengan nilai yang sama seperti kemarin, yakni Rp 7,5 triliun.

"Sesuai dengan kesepakatan bersama antara BI dan pemerintah, di greenshoe option ini BI juga bisa mengajukan bid. Jumlahnya berapa? Jumlahnya sama yang kemarin. Kalau kemarin kami bidnya Rp 7,5 triliun, hari ini kami bisa sampai Rp 7,5 triliun. Tergantung pemerintah yang mau dimenangkan berapa," ujarnya.




(kil/fdl)

Hide Ads