Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo sempat mengkritik kebijakan Presiden Joko Widodo yang menaikkan iuran BPJS Kesehatan. Selain dinilai membebani masyarakat, kenaikan iuran BPJS juga memberatkan pemerintah daerah.
Kepada tim Blak-blakan detikcom, Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo mengungkap kondisi keuangan Pemkot Solo yang mengalami banyak penyusutan. Bahkan, dia mengaku akan berutang kepada BPJS Kesehatan dari akhir tahun.
"Dengan adanya pandemi, pemkot baru mampu bayar BPJS sampai Mei. Juni-Desember nanti kita ngutang," kata Rudy, Sabtu (16/5/2020).
Namun dia sudah mewanti-wanti kepada BPJS agar tetap melayani para pasien Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang selama ini dibiayai oleh APBD Kota Solo.
"Dengan catatan BPJS harus tetap melayani warga saya yang kita tanggung premi dari APBD," ujar dia.
Menurutnya, anggaran untuk premi BPJS di Solo cukup besar. Pemkot harus mengeluarkan dana Rp 6 miliar sebulan untuk membiayai sekitar 140 ribu jiwa peserta BPJS.
Itu pun, dia masih dibayang-bayangi dengan kemungkinan banyaknya peserta yang turun kelas. Dengan kondisi perekonomian yang buruk, Rudy memprediksi semakin banyak warga rentan miskin yang masuk kategori miskin.
"Masyarakat lagi sengsara, mau ngurus makan saja susah, ada kenaikan BPJS. Akhirnya kan nanti banyak yang beralih ke jaminan nasional PBI," tutupnya.
(hns/hns)