Bank Indonesia (BI) telah mengucurkan Rp 614,8 triliun sebagai langkah pelonggaran moneter. Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan saat ini bank sentral terus berkoordinasi dengan pemerintah untuk menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait pemulihan ekonomi nasional (PEN).
"Sebagaimana kami laporkan kami sudah lakukan quantitative easing (QE) Rp 614,8 triliun, segera langkah koordinasi ini bisa memulihkan ekonomi," kata Perry dalam RDP dengan komisi XI DPR, Senin (29/6/2020).
QE pada periode Januari-April 2020 mencapai Rp 415,8 triliun lewat pembelian SBN dari pasar sekunder sebesar Rp 166,2 triliun, repo perbankan sebesar Rp 160 triliun, FX swap sebesar Rp 36,6 triliun, dan penurunan GWM rupiah pada Januari dan April sebesar Rp 53 triliun. QE merupakan pelonggaran likuiditas di mana bank sentral salah satunya membeli surat berharga untuk meningkatkan jumlah uang beredar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya QE pada periode Mei-Juni 2020 yang sebesar Rp 199,0 triliun, berasal dari penurunan GWM rupiah pada Mei sebesar Rp 102 triliun, repo perbankan dan FX swap sebesar Rp 81,2 triliun, lalau tidak mewajibkan tambahan gito bagi yang tidak memenuhi RIM sebesar Rp 15,8 triliun.
Perry menyebut injeksi likuiditas ini juga mendorong efektivitas stimulus dari pemerintah melalui insentif industri dan pemulihan ekonomi yang akan mendorong konsumsi masyarakat, produksi, dan investasi dunia usaha baik bagi UMKM dan korporasi.
Dia menyampaikan selanjutnya proses pemulihan ini dilakukan dengan tata kelola yang baik di high level meeting dengan pemerintah. Selanjutnya ada pertemuan secara erat dengan menkeu untuk berkoordinasi terkait UMKM.
"Saat ini kami laporkan dengan mekanisme yang sudah disampaikan dengan bu Menkeu, kupon SBN yang semula diperkirakan Rp 67 triliun dengan mekanisme bisa turun jadi Rp 50 triliun," katanya.
(kil/ara)