Sebut saja Rusia, Argentina, Zimbabwe, dan Korea Utara yang tercatat gagal melakukan redenominasi. Brasil pun pernah gagal melakukan redenominasi, namun akhirnya berhasil pada tahun 1994.
Kegagalan negara-negara tersebut diakibatkan oleh timing yang tidak pas. Redenominasi yang seharusnya dilakukan dalam kondisi perekonomian yang stabil, justru diterapkan negara-negara tersebut pada saat kondisi perekonomian tidak stabil dan memiliki tingkat inflasi yang tinggi. Salah satu contohnya yakni Rusia. Di sana, redenominasi bahkan dianggap sebagai instrumen tak langsung pemerintah merampok kekayaan rakyat.
Korea Utara memenggal angka nol di mata uang won, dari 100 won menjadi 1 won pada tahun 2009. Kegagalannya ialah stok mata uang baru yang terbatas. Pasalnya, ketika warga hendak menggantikan uang lama won ke uang baru, stok uang baru tidak tersedia.
Keberhasilan Brasil melakukan redenominasi pada tahun 1994 diraihnya dengan mengarungi proses yang cukup lama dan juga kegagalan yang pernah menghampiri. Pada tahun 1986-1989, negara tersebut pernah gagal melakukan redenominasi.
Brasil melakukan penyederhanaan mata uangnya dari cruzeiro menjadi cruzado. Namun, kurs mata uangnya justru terdepresiasi secara tajam terhadap dolar AS hingga mencapai ribuan cruzado untuk setiap dolar AS. Kegagalan ini dikarenakan pemerintah Brasil tidak mampu mengelola inflasi yang pada waktu itu masih mencapai 500% per tahun.
(dna/dna)