Simulasi Redenominasi: Dolar AS Rp 14.500 Jadi Rp 14,5

Simulasi Redenominasi: Dolar AS Rp 14.500 Jadi Rp 14,5

Dana Aditiasari - detikFinance
Kamis, 09 Jul 2020 14:05 WIB
Illustrasi Rupiah dan Dollar
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Pemerintah Indonesia sempat berniat memangkas tiga digit angka nol di belakang rupiah. Artinya, uang Rp 1.000 akan disederhanakan menjadi Rp 1 saja.

Pemangkasan digit angka ini disebut dengan redenominasi. Berbeda dengan sanering yang memangkas nilai uangnya, redenominasi hanya memangkas angkanya saja.

Gubenur Bank Indonesia periode 2013-2018, Agus Martowardojo menyebutkan penyederhanaan atau redenominasi rupiah bertujuan membuat mata uang Indonesia lebih efisien, makin berdaulat, dan bergengsi jika dibandingkan negara lain. Dengan mengurangi nilai nol maka efisiensi dan aktivitas ekonomi makin simpel sehingga rupiah bisa sejajar dengan mata uang negara lain di dunia.

Pemangkasan ini juga punya dampak positif terhadap posisi rupiah di terhadap mata uang asing. Sebagai simulasi, dengan nilai rupiah saat ini 1 dolar Amerika Serikat (AS) dihargai sekitar Rp 14.500. Dengan adanya redenominasi berupa pemangkasan tiga digit angka nol di belakang rupiah, maka 1 dolar AS hanya menjadi Rp 14,5.

Sejarah Wacana Redenominasi RI

Wacana ini mulai bergulir sejak 2011 di saat Darmin Nasution masih menjabat sebagai Gubernur BI. Namun, redenominasi tak kunjung terwujud hingga masa jabatan Darmin sebagai Gubernur BI habis pada tahun 2013. Wacana itu kembali terkubur.

Lalu, pada tahun 2016 di saat Agus Martowardojo yang menjabat sebagai Gubernur BI, wacana redenominasi kembali digulirkan.

Tepatnya pada 19 Desember 2016, BI menerbitkan 11 uang rupiah desain baru, terdiri dari 7 uang kertas dan 4 uang logam. Kala itu, banyak yang bertanya, mengapa penerbitan uang desain baru ini tidak sekalian dengan redenominasi?

Jawabannya, RUU redenominasi belum disetujui oleh DPR, sehingga masih harus menunggu lagi. RUU redenominasi pun akhirnya gagal masuk Program Legislasi Nasional (Prolegnas) 2017 di DPR.

Wacana redenominasi kemudian dilanjutkan oleh Perry Warjiyo yang menggantikan Agus sebagai Gubernur BI.


(dna/dna)

Hide Ads