Pemerintah sedang mengusulkan sejumlah skema untuk menyelamatkan PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Dalam skema tersebut, salah satu usulan pemerintah penyertaan modal negara (PMN). Dengan suntikan tersebut, apakah Jiwasraya pasti sembuh?
Direktur Utama Jiwasraya Hexana Tri Sasongko pun buka suara. Dia menjelaskan, untuk menyelamatkan perusahaan mesti direstrukturisasi. Ia mengatakan, perbaikan di bisnis harus dilakukan. Kemudian, permodalan juga mesti diperkuat.
"Sebelum detil, dulu saya mengatakan untuk menyehatkan perusahaan ini apa sih yang dilakukan. Saya katakan perusahaan ini harus direstrukturisasi. Saya melakukan turn around. Apa yang turn around, bisnisnya. Kedua setelah diperbaiki nggak cukup harus ada penguatan permodalan. Penguatan permodalan domainnya pemegang saham," jelasnya kepada detikcom di kantornya, Kamis (9/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hexana bilang, penguatan modal dalam hal ini suntikan modal bukan jaminan Jiwasraya selamat. Kembali, dia mengatakan, perbaikan pada perusahaan juga harus dilakukan.
"Terus dibalik, 'Pak kalau pemegang saham menginject, memperkuat modal selamat nggak perusahaan ini?'. Saya jawab tidak, kenapa tidak, harus diperbaiki dulu perusahaannya, kalau nggak ya sia-sia," ungkapnya.
Dia menjelaskan, restrukturisasi yang dimaksud ialah menyehatkan portofolio. Hal itu dikarenakan selama ini produk yang ditawarkan menjanjikan imbal hasil yang tinggi. Sementara, hal itu tidak bisa ditutup oleh investasi keuangan.
"Kenapa, karena mengasumsikan dengan rate yang tinggi, jangka panjang. Sedangkan Anda tahu negara semakin maju itu tendensi inflasi makin turun, suku bunga makin turun. Anda bisa benchmarknya adalah government bond, yield government bond berapa? Padahal investasi Jiwasraya masih kena pajak final 15%. Sedangkan manfaat yang diberikan kepada nasabah adalah net," jelasnya.
"Sehingga itulah sebabnya kalau itu nggak (Jiwasraya) direstrukturisasi, diinject berapapun percuma karena hanya akan menutup negatif spread-nya saja. Itulah kenapa perlu direstrukturisasi," ungkapnya.
(acd/fdl)