Sederet Taktik Bank Ajak Nasabah Pakai Digital Banking

Sederet Taktik Bank Ajak Nasabah Pakai Digital Banking

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 23 Jul 2020 22:33 WIB
Digital banking
Foto: Ilustrasi Digital Banking (Dana Aditiasari/detikFinance)
Jakarta -

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI Sunarso memaparkan strategi menjaring lebih banyak nasabah memakai teknologi digital banking. Khususnya bagi nasabah yang masih minim informasi layanan perbankan.

Seperti diketahui BRI juga banyak melayani nasabah pelaku usaha kelas mikro dan kecil. Strategi Sunarso adalah membagi dua nasabahnya, untuk nasabah yang sudah bergabung maka pihaknya akan mengarahkan nasabah itu untuk menggunakan aplikasi digital.

"Pertama adalah untuk nasabah yang existing kita dorong naik kelas, ada aplikasi nasabah untuk UMKM yang bisa diakses," ujar Sunarso dalam webinar yang diadakan CNBC Indonesia, Kamis (23/7/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian menjangkau dan menawarkan ke pelaku usaha mikro, kecil yang belum tersentuh perbankan. Cara manual menjaring nasabah digital banking juga dilakukan dengan cara menyiapkan pegawai BRI untuk menjadi penyuluh.

"Orang-orangnya akan didorong ke masyarakat untuk melakukan edukasi. yang seperti ini serahkan ke BRI," ungkap Sunarso.

ADVERTISEMENT

Untuk memudahkan pelaku usaha mikro kecil menjangkau BRI, dibentuk situs Pasar BRI. Di dalamnya sudah terjaring 2,5 juta pedagang pasar tradisional dari 4 ribu pasar tradisional di seluruh Indonesia.

Klik halaman selanjutnya untuk baca komentar Dirut BCA.

Sementara itu, Direktur Utama Bank BCA Jahja Setiaatmadja memaparkan strategi menjaring nasabah beralih ke digital banking dengan cara migrasi layanan digital bertahap. Menurut Jahja, nasabah bank tidak semua melek teknologi, apalagi nasabah yang sudah usianya sudah tua.

Maka dari itu dia memberikan banyak layanan opsional perbankan digital, bahkan mulai dari yang paling mudah yaitu lewat SMS.

"Nah nasabah kita itu terdiri dari usia 20 tahunan sampai 70-80. Kita nggak bisa dikte mereka, maka harus ada optional, kalau nggak ada mereka akan good bye," papar Jahja dalam kesempatan yang sama.

Jahja mengatakan SMS banking saja masih banyak yang digunakan nasabahnya, setidaknya ada 200 ribu orang masih pakai SMS banking. Padahal di sisi lain sudah ada layanan yang lebih mudah dan canggih.

"Percaya nggak percaya, kita dulu kenalkan SMS banking, itu masih ada 200 ribu orang pakai SMS banking, padahal kita udah ada layanan yang lebih canggih," ujar Jahja.

Dia menyebut pihaknya dalam mengembangkan perbankan digital melakukan 4 lapis. Transaksi manual tetap ada, portal lama SMS banking tidak dihapuskan. Sisanya, internet banking dan mobile banking tetap dikembangkan.

"Kalau mau develop digital kita 4 lapis, transaksi manual tetap ada, portal lama SMS banking kita caring. Sisanya internet banking, kemudian mobile banking sambil dikembangkan," papar Jahja.


Hide Ads