PT Bank Central Asia Tbk (BCA) berencana untuk menggabungkan bank yang baru dibelinya dengan anak usaha yakni BCA Syariah.
Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim mengungkapkan rencana paska akuisisi ini masih dalam pembahasan.
"Rabobank akan dimerger dengan BCA Syariah, saat ini modal Rabobank masih cukup bagus ada Rp 384 miliar. Paska merger modal (BCA Syariah) mungkin akan sampai ke Rp 2 triliun," kata Vera dalam konferensi pers virtual, Jumat (28/8/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengungkapkan penggabungan ini nantinya akan membantu pengembangan bisnis anak usaha syariah BCA ini agar bisa fokus ke segmen komersial dan ritel. Namun Vera membantah alasan merger ini sebagai respon terkait penggabungan bank syariah pelat merah.
Baca juga: Pemegang Saham Restui BCA Caplok Rabobank |
Dia menyebut saat ini BCA Syariah masih dalam BUKU 2 dan belum terlalu besar jika dibanding bank syariah milik BUMN. "Sekarang kamipun masih fokus merampungkan merger," jelas dia.
Saat ini BCA masih dalam proses permohonan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait merger ini. Jika tak ada hambatan merger bisa diproses pada awal tahun depan.
Sekadar informasi saat ini entitas anak BCA terdiri dari BCA Finance yang bergerak di pembiayaan kendaraan roda empat, BCA Insurance atau asuransi umum milik BCA, BCA Syariah, BCA Multifinance anak usaha BCA yang membiayai kendaraan dan multiguna, BCA Life yang bergerak di bidang asuransi jiwa, Central Capital Ventura anak usaha yang merupakan investor pada perusahaan rintisan atau start up, BCA Finance Limited anak perusahaan yang didirikan di Hong Kong sejak 1975 dengan bisnis utama kiriman uang dan pembukaan rekening Tahapan.
Baca juga: Rabobank Bakal Dilebur ke Anak Usaha BCA |
(kil/fdl)