Tensi Tinggi Nggak Ngaruh, Bank AS Ini Kelola Investasi Warga China

Tensi Tinggi Nggak Ngaruh, Bank AS Ini Kelola Investasi Warga China

Soraya Novika - detikFinance
Rabu, 02 Sep 2020 22:18 WIB
Logo Citibank
Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Lembaga keuangan Amerika Serikat (AS) agresif menembus pasar China, meskipun ketegangan politik antara kedua negara terus meningkat. Citi pada Rabu (2/9) ini mengumumkan telah menerima lisensi penyimpanan dana domestik dari China Securities Regulatory Commission, dan menjadi bank AS pertama dari 5 kustodian global teratas yang menerima lisensi tersebut.

Lisensi tersebut akan memungkinkan Citi untuk memegang sekuritas dan menjual layanan kustodian terkait reksa dana yang berbasis di China dan dana swasta, jika Citi lolos dari pemeriksaan regulator akhir tahun ini, menurut siaran pers dari bank tersebut.

"Kami telah berinvestasi secara signifikan dalam operasi Layanan Sekuritas kami di Shanghai, dan kami berencana untuk terus membangun kemampuan lokal kami untuk memenuhi permintaan klien kami yang meningkat di China, seperti administrasi dana dan layanan outsourcing lainnya," ujar Kepala Citi Asia Pasifik layanan sekuritas, David Russell dalam rilisnya dikutip dari CNBC.com, Rabu (2/9).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam dua tahun terakhir, pemerintah China telah mempercepat upaya untuk memungkinkan akses asing yang lebih besar ke pasar keuangan yang sebelumnya ditutup. Melonggarkan pembatasan kepemilikan dan memberikan izin bisnis kepada lembaga keuangan Amerika juga merupakan bagian dari perjanjian perdagangan fase satu antara AS dan China.

Persetujuan regulasi China untuk Citi mengikuti langkah serupa untuk lembaga keuangan asing lainnya yang telah lama ingin memperluas operasi mereka di pasar China. Pada 21 Agustus lalu, raksasa manajemen aset global yang berbasis di New York BlackRock memperoleh persetujuan untuk mendirikan bisnis manajemen aset yang dimiliki sepenuhnya di China, menurut situs web regulator sekuritas China.

ADVERTISEMENT

Perusahaan itu memiliki waktu enam bulan untuk mendirikan perusahaannya, dengan modal terdaftar 300 juta yuan (US$ 43,9 juta).

Pada 13 Juni 2020, usaha patungan American Express dengan LianLian DigiTech di China menerima persetujuan dari People's Bank of China untuk menyelesaikan transaksi kartu bank lokal.

Raksasa reksa dana AS Vanguard juga berencana untuk menutup operasi Hong Kong dan Jepang dan memindahkan kantor pusatnya di Asia ke Shanghai dalam enam bulan hingga dua tahun ke depan. Vanguard menyampaikan pasar saham Hong Kong tetap penting untuk dana investasi perusahaan, namun untuk fokus pada investor individu, ia memutuskan untuk menghentikan operasi Hong Kong, yang terutama bekerja dengan klien institusional.

Ada juga indikasi bahwa bank investasi Amerika JP Morgan mungkin lebih dekat untuk membeli mitra usaha patungannya saat ini dalam pengelolaan dana, China International Fund Management. Harga tersebut diumumkan kepada publik pada 25 Agustus- 70 miliar yuan (US$ 1 miliar), menurut posting online di Shanghai United Assets and Equity Exchange.

Langsung klik halaman selanjutnya.

Sementara itu analis menilai Beijing tetap menutup industri utama seperti perbankan dan pembayaran hingga bisnis lokal, yang seringkali dimiliki negara, menjadi raksasa yang dominan.

Empat bank besar milik negara China tetap menjadi yang terbesar di dunia, menurut peringkat tahunan dari The Banker. Raksasa teknologi China Alibaba dan Tencent mengoperasikan dua sistem pembayaran seluler utama di negara tempat pembayaran melalui ponsel pintar ada di mana-mana.

"Pengumuman Citi merupakan pengembangan lebih lanjut dari perubahan aturan izin penitipan dana yang terjadi sekitar sebulan lalu," kata Wakil Ekonom di The Economist Intelligence Unit (The EIU), Tianjun Wu.

"Ini adalah langkah lain dari pihak China untuk membuka sektor keuangannya yang berarti lebih banyak peluang bagi lembaga keuangan asing untuk maju. Tantangan ke depan adalah sistem peradilan," sambung Wu.

"Apakah sistem peradilan Daratan dapat mendukung pasar keuangan yang dinamis dan kelancaran transaksi masih harus dilihat. Jika tidak, maka pembukaan tersebut hanya akan menempatkan China sebagai pasar negara berkembang yang penting daripada menciptakan pusat keuangan," tutupnya.



Simak Video "Video: Detik-detik Iran Luncurkan Rudal Serang Pangkalan Militer AS di Qatar"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads