PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA mencatatkan laba bersih sebesar Rp 20 triliun pada periode Januari hingga September 2020. Laba tersebut turun 4,2% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 20,9 triliun.
Penyaluran kredit BCA pada sembilan bulan pertama tercatat Rp 581,9 triliun atau turun 0,6% yoy.
"Pada sisi penyaluran kredit, BCA berfokus untuk membantu nasabah dalam merestrukturisasi kreditnya sejak awal pandemi. Sampai dengan pertengahan Oktober 2020, BCA memproses Rp 107,9 triliun pengajuan restrukturisasi kredit atau sekitar 19% dari total kredit, yang berasal dari 90.000 nasabah," kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiatmadja dalam paparan kinerja, Senin (26/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Total kredit yang direstrukturisasi pada akhir 30 September 2020 adalah sebesar Rp 90,7 triliun, atau 16% dari total kredit pada semua segmen," sambungnya.
Kredit korporasi tercatat sebesar Rp 252,0 triliun, meningkat 8,6% yoy, sementara kredit komersial dan UKM turun 4,9% yoy menjadi Rp182,7 triliun. Pada portofolio kredit konsumer, KPR turun 3,1% yoy menjadi Rp 89,3 triliun dan KKB turun 19,3% yoy menjadi Rp 38,6 triliun. Saldo outstanding kartu kredit turun 18,5% yoy menjadi Rp 10,9 triliun. Total portofolio kredit konsumer turun 9,4% yoy menjadi Rp 141,7 triliun.
Sementara itu, total dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 14,3% yoy menjadi Rp 780,7 triliun. Pertumbuhan dana pihak ketiga mendorong pertumbuhan total aset BCA menembus level seribu triliun atau tepatnya Rp 1.003, 6 triliun, meningkat 12,3% yoy.
(acd/ara)