Pertama dalam Sejarah, Bank di Jepang Jual Data Nasabah

Pertama dalam Sejarah, Bank di Jepang Jual Data Nasabah

Trio Hamdani - detikFinance
Selasa, 10 Nov 2020 13:49 WIB
Ilustrasi bendera jepang
Foto: Dok. REUTERS/Toru Hanai
Jakarta -

Grup perusahaan keuangan asal Jepang, Mizuho Financial Group Inc akan menjual informasi tentang kebiasaan belanja konsumen dan data agregat lainnya dalam upaya memperluas bisnis pinjaman tradisional.

"Kami akan menawarkan layanan data untuk klien korporat," kata Koji Fujiwara, kepala eksekutif unit perbankan utama Mizuho dalam sebuah wawancara dilansir The Japan Times, Selasa (10/11/2020).

Langkah tersebut akan menjadi yang pertama dalam sejarah bank di Jepang yang menjual data nasabahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami memiliki sejumlah besar data, seperti rekening, transaksi, dan informasi peminjaman," kata Fujiwara.

Dia menekankan bahwa data akan dikumpulkan dan anonim, dan tidak ada detail pribadi yang akan dibagikan.

ADVERTISEMENT

Pemberi pinjaman di seluruh dunia mulai dari Bank of America Corp. hingga Lloyds Banking Group Plc menemukan cara untuk memonetisasi informasi pelanggan mereka, seperti raksasa teknologi Facebook Inc. dan Alphabet Inc.

Sementara praktik tersebut membuat mereka mengambil langkah tegas untuk melindungi privasi.

Accenture telah memperkirakan bahwa bank dapat memperoleh keuntungan pendapatan minimal 1% hingga 2% jika mereka dapat memanfaatkan nilai dalam berbagi data tersebut.

Di Jepang, bank dimungkinkan menjalankan bisnis model baru karena adanya deregulasi yang bertujuan menopang industri perbankan di situasi sulit saat ini. Sebelumnya aktivitas bank dibatasi, dan kini diberi kebebasan yang lebih besar imbas suku bunga rendah dan lemahnya permintaan pinjaman.

Data dan teknologi digital menjadi ladang bisnis baru bagi Mizuho dan para pesaingnya di Jepang dalam mencari sumber pertumbuhan baru.

Awal tahun ini, Mitsubishi UFJ Financial Group Inc. setuju untuk menginvestasikan US$ 700 juta di raksasa ride-hailing Singapura Grab Holdings Inc., sementara Sumitomo Mitsui Financial Group Inc. membeli saham di penyedia aplikasi informasi medis Jepang.

Fujiwara tidak memberikan target pendapatan atau biaya yang akan dihasilkan dari layanan tersebut, tetapi Mizuho mengatakan menargetkan lebih dari 100 pengguna dalam tiga tahun. Misalnya, mungkin berguna bagi pengecer dan operator restoran untuk memilih lokasi utama berdasarkan pendapatan penduduk, pengeluaran dan statistik gaya hidup lainnya.

Bank sudah mulai berbagi data pelanggan dengan perusahaan teknologi keuangan melalui apa yang disebut inisiatif perbankan terbuka pemerintah. Ini berbeda dari agregasi karena melibatkan informasi akun yang diberikan dengan persetujuan pelanggan untuk memungkinkan mereka mengelola keuangan online secara lebih efektif, seperti dengan menjalankan aplikasi penganggaran dan akuntansi.

"Sebagai fungsi inti bank, intermediasi keuangan tetap sangat penting, tetapi itu belum cukup," kata Fujiwara.

"Kami perlu melampaui itu dan menawarkan nilai baru dengan memasukkan layanan non finansial," sambungnya.

Bank-bank Jepang mengharapkan lebih banyak peluang bisnis dari digitalisasi, berkat janji Perdana Menteri Yoshihide Suga untuk merombak proses berbasis kertas yang sudah ketinggalan zaman.



Simak Video "Heboh Hacker LockBit Bocorkan Data Nasabah BSI"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads