Kenapa Bunga Kredit Lama Turun, Pak Perry?

Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sejak awal 2020 telah diturunkan hingga 100% atau 100 bps. Walaupun telah turun, dampak ke bunga kredit belum signifikan.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan penurunan bunga kredit memang lebih lambat dibandingkan penurunan bunga deposito dan bunga di pasar uang.

Menurut dia penurunan suku bunga di pasar uang periode Juli 2019 - Oktober 2020 sudah mencapai 252 bps. "Demikian juga di perbankan bunga deposito turun 165 bps. Yang masih lambat turunnya suku bunga kredit. Beberapa berkaitan dengan persepsi risiko perbankan, sebab penurunan bunga kredit lambat," kata Perry dalam rapat virtual, Kamis (12/11/2020).

Kemudian untuk kredit perbankan periode Oktober berada di kisaran 0,12%. Karena itu fokus komite stabilitas sistem keuangan (KSSK) mendorong pertumbuhan kredit untuk mencocokkan supply dan demand pada perusahaan untuk mengatasi masalah pertumbuhan ekonomi.

"Stimulus penurunan suku bunga ini juga diikuti oleh pasar obligasi maupun saham. Sehingga keseluruhan dengan perkembangan ini transmisi berjalan kecuali kredit yang jadi fokus KSSK bersama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi," jelas dia.

Sebelumnya dari data BI suku bunga deposito dan kredit pada September 2020 dari 5,49% dan 9,92% pada Agustus 2020 menjadi 5,18% dan 9,88%. Imbal hasil SBN 10 tahun turun dari 6,93% pada akhir September 2020 menjadi 6,87% per 12 Oktober 2020.

Dari besaran moneter, pertumbuhan besaran moneter M1 dan M2 pada September 2020 tetap tinggi, yaitu sebesar 17,6% (yoy) dan 12,3% (yoy). Ke depan, ekspansi moneter Bank Indonesia serta percepatan realisasi anggaran dan program restrukturisasi kredit perbankan diharapkan dapat mendorong penyaluran kredit dan pembiayaan bagi pemulihan ekonomi nasional.