Bunga BI Turun Jadi 3,75%, Bunga Bank Cuma Seuprit

Bunga BI Turun Jadi 3,75%, Bunga Bank Cuma Seuprit

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Jumat, 20 Nov 2020 11:47 WIB
Seorang karyawan sedang melihat pergerakan saham PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, di Jakarta, Senin (8/6). Sepanjang sepekan kemarin, emiten bersandi saham BBTN tersebut mencatatkan kenaikan saham sebesar 38,82% dari Rp760 per lembar saham pada pembukaan perdagangan Selasa (2/6) menjadi Rp1.055 pada penutupan perdagangan Jumat (5/6). Analis Mandiri Sekuritas Tjandra Lienandjaja dan Silvony Gathrie menjelaskan bisnis BTN di segmen KPR Subsidi masih akan terus tumbuh di tengah pandemi Covid-19 didukung oleh cadangan keuangan yang kuat disamping adanya tambahan kuota Subsidi Selisih Bunga (SSB) dari Pemerintah. Disamping itu bakal beroperasinya BP Tapera setelah Presiden Joko Widodo menandatangani PP bakal berdampak positif bagi kinerja Bank BTN.
Foto: dok. Bank BTN
Jakarta -

Suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI 7 Day Reverse Repo Rate sudah turun ke level 3,75%. Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan selama tahun ini BI sudah memangkas bunga acuan 1,25% atau 125 bps.

Kemudian jika dihitung sejak Juli 2019 bunga acuan sudah turun hingga 2,25% atau 225 bps. "Ini sudah mendorong penurunan bunga pasar uang dan penurunan bunga dana. Faktor pertama ini mestinya bisa turunkan bunga kredit," kata Perry saat konferensi pers, kemarin.

Lalu bagaimana bunga di bank baik simpanan maupun kredit?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari data analisis Uang Beredar BI periode September 2020. Disebutkan memang suku bunga kredit dan simpanan mengalami penurunan seiring tren penurunan suku bunga.

Pada September 2020, rata-rata tertimbang bunga kredit tercatat 9,85% turun 4 bps dibandingkan periode yang sama bulan sebelumnya 9,89%. Kemudian untuk bunga simpanan berjangka untuk tenor 1 bulan menjadi 4,93% dari sebelumnya 5,2%.

ADVERTISEMENT

Kemudian tenor 3 bulan menjadi 5,13% dari sebelumnya 5,52%, tenor 6 bulan menjadi 5,55% dari sebelumnya 5,97% dan tenor 12 bulan menjadi 6,03% dari sebelumnya 6,19% dan tenor 24 bulan menjadi 7,16% dari sebelumnya 7,2%.

Lanjut halaman berikutnya>>>

Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah mengungkapkan penurunan bunga kredit di bank memang tidak simetris. Ada perbedaan untuk bank kecil dan bank besar.

Bank kecil yang kesulitan likuiditas cenderung menahan suku bunga. Hal ini berbeda dengan bank besar yang memiliki likuiditas berlimpah.

"Mereka punya ruang untuk menurunkan suku bunga kredit. Meskipun begitu penurunan suku bunga kredit di bank juga tidak terlalu besar. Tidak sebesar turunnya bunga acuan BI," kata dia.

Memang, penetapan suku bunga kredit ini bank harus mengikuti profil risiko nasabahnya.


Hide Ads